Page 207 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2021
P. 207
Kepada polisi, Sappeami mengaku nekat melakukan kejahatan ini karena butuh biaya untuk
pulang kampung ke Polewali Mandar, sementara upahnya bekerja sebagai buruh sawit di
Malaysia belum ia terima.
Sappeami mengaku dijanjikan upah hingga Rp 100 juta jika berhasil menyelundupkan paket sabu
tersebut ke Indonesia. Saat ini Sappeami sudah dua kali menjadi proses sidang di Pengadilan
Malaysia dan belum pernah didampingi keluarga, termasuk kuasa hukum.
Jika pihak keluarga atau kuasa hukum tidak ada yang mendampingi pada proses hukum
selanjutnya, maka otomatis Sappeami langsung dijatuhi hukuman mati atau hukuman gantung.
"Saya sempat shock mendapat kabar buruk jika Sappeami ditangkap polisi di Malaysia karena
nasus narkoba. Anaknya di Polewali juga shock mendapat kabar ibunya ditangkap polisi," jelas
Rotan, ayah Sappeami, Rabu (13/10/2021).
Kabar penangkapan Sappeami diperoleh pihak keluarga setelah polisi Malaysia menghubungi
mereka lewat telepon. Kata keluarga Keluarga Sappeami yang ditemui di rumahnya di Polewali
Mandar tidak mengetahui jalur pendampingan atau kuasa hukum untuk membela anaknya
Sappeami yang sedang menghadapi hukuman gantung di Malaysia.
"Kabarnya ditangkap polisi Malaysia karena mebawa sabu di perutnya. Kabar ini saya dapat
pertama kali dari polisi Malaysia juga keluarga di sana. Keluarga bingung bagaimana cara
membantu Sapeami untuk meringankan hukumannya,"jelas Bicci, ibu Sappeami.
Pihak keluarga Sappeami sudah pernah mengadukan kasus yang membelit keluarganya itu ke
aparat desa setempat. Namun, pihak desa tak kunjung mengambil tindakan apa pun untuk
membantu membela warganya dari ancaman hukuman gantung atau hukuman mati.
Sappeami memiliki 6 orang anak, 4 di antaranya berada di Polewali Mandar bersama kakek dan
neneknya. Sedangkan 2 anak lainnya termasuk si bungsu ikut bersama Sappeami dan suaminya
ke Malaysia sejak dua tahun lalu.
Menurut keluarga, Sappeami berangkat ke Malaysia bersama suami dan 2 anaknya melalui jalur
yang tidak resmi alias TKI ilegal. Suami Sappeami juga bekerja sebagai buruh kelapa sawit. Saat
ini pihak keluarga hanya bisa pasrah dan berharap semoga Pemerintah Kabupaten Polewali
Mandar bisa berempati membantu proses hukum yang dialami warganya.
(Kontributor Polewali, Junaedi).
206