Page 221 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2021
P. 221
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Kabar penangkapan
Sappeami diperoleh pihak keluarga setelah polisi Malaysia menghubungi mereka lewat telepon.
Menurut informasi yang diperoleh keluarga dari Kepolisian Diraja Malaysia, Sappeami ditangkap
saat hendak menyelundupkan paket sabu-sabu dari Malaysia ke Indonesia.
Polisi menemukan satu paket sabu-sabu seberat 1 kilogram dengan cara dililitkan di perutnya.
Sappeami rencananya diketahui akan pulang kampung ke Polewali Mandar melalui jalur laut.
Selain Sappeami, polisi juga menangkap 2 rekannya.
Kepada polisi, Sappeami mengaku nekat melakukan kejahatan ini karena butuh biaya untuk
pulang kampung ke Polewali Mandar, sementara upahnya bekerja sebagai buruh sawit di
Malaysia belum ia terima.
Sappeami mengaku dijanjikan upah hingga Rp 100 juta jika berhasil menyelundupkan paket sabu
tersebut ke Indonesia.
Saat ini Sappeami sudah dua kali menjadi proses sidang di Pengadilan Malaysia dan belum
pernah didampingi keluarga, termasuk kuasa hukum.
Jika pihak keluarga atau kuasa hukum tidak ada yang mendampingi pada proses hukum
selanjutnya, maka otomatis Sappeami langsung dijatuhi hukuman mati atau hukuman gantung.
Keluarga Sappeami yang ditemui di rumahnya di Polewali Mandar tidak mengetahui jalur
pendampingan atau kuasa hukum untuk membela anaknya Sappeami yang sedang menghadapi
hukuman gantung di Malaysia.
"Kabarnya ditangkap polisi Malaysia karena mebawa sabu di perutnya. Kabar ini saya dapat
pertama kali dari polisi Malaysia juga keluarga di sana. Keluarga bingung bagaimana cara
membantu Sapeami untuk meringankan hukumannya,"jelas Bicci, ibu Sappeami.
Pihak keluarga Sappeami sudah pernah mengadukan kasus yang membelit keluarganya itu ke
aparat desa setempat.
Namun, pihak desa tak kunjung mengambil tindakan apa pun untuk membantu membela
warganya dari ancaman hukuman gantung atau hukuman mati.
Sappeami memiliki 6 orang anak, 4 di antaranya berada di Polewali Mandar bersama kakek dan
neneknya.
Sedangkan 2 anak lainnya termasuk si bungsu ikut bersama Sappeami dan suaminya ke Malaysia
sejak dua tahun lalu.
Menurut keluarga, Sappeami berangkat ke Malaysia bersama suami dan 2 anaknya melalui jalur
yang tidak resmi alias TKI ilegal. Suami Sappeami juga bekerja sebagai buruh kelapa sawit.
Saat ini pihak keluarga hanya bisa pasrah dan berharap semoga Pemerintah Kabupaten Polewali
Mandar bisa berempati membantu proses hukum yang dialami warganya.
220