Page 68 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2021
P. 68
"Pemerintah juga memainkan peranan penting, tidak hanya menjawab krisis, tapi juga membuat
landasan perbaikan di masa yang akan datang, khususnya mengenai kesehatan dan keselamatan
kerja. Misal menggali pelaksanaan PP No 5 Tahun 2021, tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko," tambahnya.
Sementara itu, Minister for Economic and Development Affairs, Kedutaan Besar Jepang di
Indonesia, Masato Usui menerangkan, keberlanjutan bisnis di tempat kerja menjadi suatu
tantangan tersendiri di banyak negara, termasuk Jepang dan Indonesia.
Karena itu, sejumlah cara baru dalam bekerja dilakukan. Lalu meningkatkan pentingnya
kesehatan serta keselamatan di tengah pandemi COVID-19 dapat mendorong perekonomian
negara.
"Seperti melakukan verifikasi bisnis secara hybrid. Kemudian, melakukan pemasaran secara
daring," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia,
Teguh Dartanto menekankan, pelaku bisnis haru bisa membangun sistem kerja yang lebih aman.
Sebab, kesehatan dan keselamatan pekerja menjadi kunci dari produktivitas di masa depan.
"Karena apa? Kalau misalnya selama pandemi ini tenaga kerja merasa tidak aman tidak sehat
untuk WFO ( Work From Office ), atau untuk pergi ke tempat kerja, ini bisa memengaruhi mood,
bisa memengaruhi juga produktivitas dan inovasi-inovasi," jelas dia.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, para pekerja di bidang manufaktur selama ini kurang mendapat
perhatian terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja. Ia berharap ada komitmen kuat dari
pelaku bisnis hingga tenaga kerja itu sendiri, terkait dengan protokol kesehatan dan keselamatan
kerja.
Terlepas dari hal tersebut, Pemerintah pusat maupun daerah dinilainya juga perlu membentuk
suatu pedoman terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja selama pandemi. Upaya itu
tentunya dengan didukung sosialisasi masif.
Berdasarkan survei yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC), lebih dari 35 persen responden
saat ini bekerja dengan sistem WFO dan WFH bergantian. Hanya 23,6 persen responden yang
saat ini bekerja di rumah sepenuhnya.
Umumnya sistem kerja selama pandemi sudah menerapkan aturan 5M/protocol kesehatan ketat
saat WFO atau bekerja di kantor. Hanya 15,5 persen responden yang melakukan penambahan
produk, dan layanan serta mulai memperluas pasar (diversifikasi usaha).
Responden juga bersedia untuk kembali kerja di kantor apabila perusahaan menyiapkan masker,
hand sanitizer dan vitamin untuk karyawan. Lebih dari 60 persen responden juga menyatakan
perusahaan harus memberikan vaksinasi kepada karyawan.
Baca juga: Menteri Basuki Beberkan Tantangan Terberat Penyediaan Rumah Bagi MBR Staf Ahli
Bidang Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal Kementerian Investasi, Heldy Satrya Putera,
menerangkan bahwa pada 2021 pihaknya mendorong investasi di sektor prioritas yang memiliki
nilai tambah.
Saat ini, lanjut dia, pemerintah juga sedang memaksimalkan sistem perizinan melalui Online
Single Submission (OSS). Menurutnya, OSS merupakan implementasi dari UU Cipta Kerja.
67