Page 137 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 JANUARI 2020
P. 137
PP Nomor 82 Tahun 2019 ditandatangani Presiden Joko Widodo pada November
2019 terkait perubahan atas PP Nomor 44 Tahun 2015. Agus Susanto mengatakan
'kado' dari pemerintah di awal tahun itu agar setiap pekerja dapat fokus bekerja
tanpa khawatir jika terjadi musibah. Dengan begitu, produktivitas lebih meningkat.
"Ini membantu negara kita siap menghadapi bonus demografi di 2030," katanya.
Sejumlah peningkatan pun terjadi sejak PP No 82 berlaku. Agus Susanto
memaparkan, kenaikan manfaat terutama untuk program Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).
Santunan pengganti upah selama tidak bekerja karena sakit atau kecelakaan kerja,
ditingkatkan 100 persen, dari sebelumnya 6 bulan menjadi 12 bulan. Jika pekerja
harus beristirahat setelah 12 bulan, tetap mendapat santunan sebesar 50% hingga
sembuh.
Manfaat JKK lainnya, biaya perawatan di rumah (homecare) maksimal Rp 20 juta
per tahun. Sementara itu, terdapat pemeriksaan diagnostik untuk memastikan
pengobatan hingga tuntas. Berikutnya biaya transportasi pasien yang mengalami
kecelakaan ditambah yakni biaya ambulans maksimal Rp 5 juta, ongkos angkutan
laut menjadi Rp 2 juta, dan transportasi udara menjadi Rp 10 juta.
Anak dari peserta BPJS Ketenagakerjaan yang meninggal dunia karena kecelakaan
kerja, sakit, atau penyebab lainnya juga memperoleh manfaat beasiswa. Biaya
pendidikan si anak dari TK hingga perguruan tinggi ditanggung BPJamsostek. Dalam
PP No. 82 terdapat kenaikan manfaat beasiswa sebesar Rp 174 juta untuk dua
orang anak
Rinciannya, pendidikan TK-SD mendapat Rp 1,5 juta per tahun untuk setiap orang,
dengan waktu maksimal 8 tahun. Pendidikan SLTP atau sederajat sebesar Rp 2 juta
per orang setiap tahun dengan waktu maksimal tiga tahun. Biaya pendidikan SLTA
atau sederajat sebesar Rp 3 juta per tahun, dengan waktu paling lama tiga tahun.
Sedangkan, pendidikan strata 1 atau pelatihan sebesar Rp 12 juta per tahun dengan
waktu maksimal lima tahun.Beasiswa berakhir saat anak peserta mencapai usia 23
tahun, menikah atau bekerja.
Kenaikan manfaat BPJS Ketenagakerjaan ini dirasakan oleh semua peserta, baik
yang terdaftar melalui perusahaan atau peserta mandiri. Dalam acara SIAPP82 ini,
ahli waris beberapa peserta mendapatkan santunan.
Salah satu penerima, yakni Sri Astuti, ahli waris dari Rusianto, driver ojek online
yang meninggal tertimpa papan reklame di Cengkareng. Sebagai peserta BPKS
Ketenagakerjaan Mandiri, Sri mendapat santunan Rp 70 juta.
Page 136 of 203.