Page 14 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 06 AGUSTUS 2019
P. 14

Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah Mohamad Hery Saripudin mengatakan,
               tunggakan upah yang menumpuk membuat pengguna jasa mencari cara agar
               terhindar dari kewajiban membayar upah bulanan itu. Salah cara itu adalah
               menyuruh PMI untuk melakukan cap jempol namun PMI tersebut tidak memahami
               isi surat.

               "Ada yang nyuruh pembantunya cap jempol atau tanda tangan. Padahal pembantu
               tidak mengerti isinya. Ada pula yang melaporkan pekerjanya kabur, sehingga dia
               tidak perlu bayar gajinya setelah pekerjanya itu dideportasi. Macam-macam. Tapi,

               tetap kami kejar dia sampai bayar," kata Hery berdasarkan keterangan pers tertulis
               KJRI Jeddah, Selasa (6/8/2019).

               Konsul Tenaga Kerja Mochamad Yusuf mengatakan pengurusan gaji menjadi rumit
               di pengadilan dan kantor tenaga kerja, ketika PMI telah menandatangani surat
               tersebut. Namun penipuan akhirnya terungkap oleh instansi yang berwenang di
               Arab Saudi, walaupun melalui tahapan persidangan yang rumit.

               "Kalau bahasa lisan, mereka sudah paham. Tapi ketika harus menandatangani
               sesuatu atau membubuhkan cap jempol atas permintaan majikan, dia tidak tahu itu
               isinya apa. Ini yang membuat proses persidangan di pengadilan dan maktab amal
               (kantor tenaga kerja) jadi berbelit-belit" ucap Yusuf.

               Yusuf mengatakan, saat wawancara untuk berita acara pemeriksaan (BAP), PMI

               mengaku belum menerima gaji hingga bertahun-tahun. Wawancara tersebut
               dilakukan secara khusus oleh KJRI Jeddah tanpa pendampingan pengguna jasa atau
               pihak yang mewakili.

               Pasca-moratorium pengiriman PMI yang tidak memiliki keahlian seperti supir
               rumahan dan asisten rumah tangga, permasalahan masih saja bermunculan. WNI
               perempuan juga direkrut perusahaan untuk bekerja sebagai tenaga kebersihan di
               kantor-kantor dan instansi di Arab Saudi, namun kemudian disalurkan ke sektor
               rumah tangga.


               PMI melaporkan sebagian dari mereka diberangkatkan dengan visa ziarah, namun
               diberikan kartu izin menetap dan bekerja. KJRI Jeddah menyebut PMI tidak betah
               bekerja karena merasa tertekan dan upah yang diterima tidak sesuai dengan
               kesepakatan.










                                                       Page 13 of 78.
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19