Page 106 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 JUNI 2019
P. 106
"Industri ini telah menjadi pencipta nilai tambah, pencipta lapangan pekerjaan, juga
sebagai penyumbang devisa," jelas Hanif.
Menaker menyebut saat ini fashion tengah digemari di Indonesia, karena
mengandung unsur budaya di dalamnya. Bisnis inipun memiliki potensi yang besar
untuk terus berkembang di Indonesia.
"Oleh karena itu, kerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing,
khususnya tenaga terampil di industri fashion semakin penting dalam menghadapi
tantangan dan meraih peluang investasi ke depannya," ujar Hanif.
Pemerintah Indonesia sendiri melalui Kementerian Ketenagakerjaan terus
mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil di bidang fashion.
Salah satunya, pelatihan kejuruan fashion technology di BBPLK Semarang.
Kejuruan ini merupakan upgrading dari kejuruan menjahit. Agar peserta pelatihan
tidak hanya kompeten dalam menjahit, namun juga berkompeten untuk menjadi
fashion designer.
"Lembaga pelatihan ini perlu didukung dengan peningkatan kapasitas pelatihan dan
program yang sesuai dengan kebutuhan pasar lokal maupun internasional," ujarnya.
Adapun, poin-poin yang dijajaki untuk dikerjasamakan ke depan dengan Instituto
Marangoni diantaranya adalah kolaborasi program pelatihan professional melalui
exchange of ideas, projects, dan pameran busana bersama.
Di samping itu, hal-hal lain yang dijajaki mencakup peningkatan kapasitas lembaga
pelatihan melalui capacity building instruktur dengan Training of Trainers (ToT);
pemutakhiran peralatan pelatihan baik, perangkat lunak maupun perangkat keras;
proyek bersama; dan program-program lainnya yang relevan dengan bidang
fashion.
"Saya berharap, kunjungan kerja ini merupakan awal kolaborasi dan inisiasi kerja
sama masing-masing institusi kedua negara, dan dapat mempererat hubungan
antara Italia dan Indonesia, khususnya dibidang ketenagakerjaan," pungkas
Hanif.(adv/jpnn)
Page 105 of 352.