Page 21 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 DESEMBER 2021
P. 21

Aturan Cuti PNS dan Pegawai BUMN Selama Nataru Ketetapan larangan dalam aturan cuti PNS
              dan pegawai BUMN selama Nataru ini telah ditercantum dalam Surat Keputusan Bersama (SKB)
              Menteri Agama (Menag), Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), dan Menteri PAN-RB Nomor 712
              Tahun 2021, Nomor 1 Tahun 2021, dan Nomor 3 Tahun 2021.

              "Dalam SKB tersebut, dijelaskan bahwa cuti bersama Hari Natal 2021 ditiadakan. Kami berharap
              keputusan ini benar-benar dipedomani oleh kita bersama," ujar Menteri Ketenagakerjaan Ida
              Fauziah, dikutip dalam pernyataan tertulis Senin (13/12/2021).

              SKB 3 Menteri tersebut bersifat mengikat bagi PNS dan pegawai BUMN. Bagi yang melanggar
              aturan larangan cuti Natal 2021 dan Tahun Baru 2021 mulai 24 Desember 2021 - 2 Januari 2022
              atau keluar kota akan dikenakan sanksi.

              Larangan melakukan perjalanan juga dikecualikan bagi PNS dan pegawai BUMN yang diharuskan
              untuk melaksanakan tugas kedinasan.

              Sementara itu, cuti juga dapat diberikan khusus cuti melahirkan, cuti sakit maupun karena alasan
              penting dan mendesak.

              Untuk  karyawan  swasta,  aturan  cuti  telah  diatur  melalui  Perjanjian  Kerja  (PK),  Peraturan
              Perusahaan (PP) dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

              Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah tetap mengimbau bagi para pekerja di sektor swasta
              yang  mengambil  cuti  sebaiknya  tidak  melakukan  perjalanan  jauh  sebagai  upaya  mengatasi
              pandemi Covid-19.

              Namun, bagi yang mendesak harus melakukan perjalanan diharapkan untuk tetap mematuhi
              protokol kesehatan dengan menetapkan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak,
              menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.
              Itulah aturan cuti PNS dan pegawai BUMN selama Nataru yang wajib untuk dipahami.

              Kontributor : Muhammad Zuhdi Hidayat.




































                                                           20
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26