Page 31 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 DESEMBER 2021
P. 31

MENAKER TEGASKAN UPAH MINIMUM TETAP MENGACU KE ATURAN TURUNAN UU
              CIPTA KERJA
              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah memastikan regulasi mengenai upah minimum regional
              (UMR) tetap mengacu pada peraturan-peraturan baru turunan Undang-Undang atau UU Cipta
              Kerja.  Hal  ini  disampaikan  Ida  menyusul  desakan  revisi  perhitungan  UMR  2022  setelah
              Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan keputusan terkait uji formil beleid tersebut.

              "Dengan dinyatakan masih berlakunya Undang-Undang Cipta Kerja oleh MK, sebagaimana yang
              telah disampaikan Presiden beberapa waktu yang lalu, seluruh materi dan substansi serta aturan
              sepenuhnya tetap berlaku tanpa ada satu pasal pun yang dibatalkan oleh MK. Atas dasar itu,
              berbagai  peraturan  pelaksana  UU  Cipta  Kerja  yang  telah  ada  saat  ini,  termasuk  pengaturan
              tentang pengupahan masih tetap berlaku,” ujar Ida melalui siaran pers, Kamis, 2 Desember
              2021.

              Ida mengatakan peraturan pelaksanaan klaster ketenagakerjaan yang menjadi mandat UU Cipta
              Kerja  telah  selesai  dan  diterbitkan  sebelum  putusan  MK  diumumkan.  Karena  itu,  proses
              pengambilan kebijakan ketenagakerjaan saat ini harus tunduk pada aturan tersebut, termasuk
              mengenai pengupahan.

              "Oleh karenanya, saya kembali meminta kepada semua pihak khususnya para Kepala Daerah
              untuk  mengikuti  ketentuan  pengupahan  sebagaimana  diatur  dalam  PP  36/2021.  Saya  juga
              mengingatkan bahwa dalam PP tersebut tidak hanya mengatur tentang UM saja, tetapi juga
              terkandung  aturan  struktur  dan  skala  upah  yang  harus  diimplementasikan  oleh  pengusaha,”
              katanya.

              Ida  menambahkan  bahwa  upah  minimum  merupakan  instrumen  jaring  pengaman  bagi
              pekerja/buruh pemula dengan masa kerja di bawah 12 bulan. Pekerja tidak boleh dibayar di
              bawah upah minimum.

              Dalam pelaksanaannya, UM tingkat provinsi atau UMP ditetapkan oleh gubernur setiap tahunnya.
              Gubernur juga dapat menetapkan upah minimum kabupaten/kota (UMK) dengan catatan rata-
              rata pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota dalam 3 tahun terakhir lebih tinggi dari rata-rata
              pertumbuhan ekonomi provinsi.

              Syarat lain penetapan UMK adalah nilai pertumbuhan ekonomi dikurangi inflasi kabupaten/kota
              yang  bersangkutan  selama  3  tahun  terakhir  selalu  positif  dan  lebih  tinggi  dari  provinsi.
              Selanjutnya, dalam penetapan UMK, gubernur dapat meminta pertimbangan Dewan Pengupahan
              Provinsi.

              UMK tersebut ditentukan setelah UMP ditetapkan dan harus lebih tinggi daripada UMP. Jika syarat
              tidak terpenuhi, maka gubernur tidak dapat menetapkan UMK.

              "Formula  UMP  dan  UMK  pada  PP  36/2021  ditujukan  agar  kesenjangan  upah  minimum
              antarwilayah,  baik  antarprovinsi  maupun  antarkabupaten/kota  tidak  makin  melebar.  Kami
              optimistis dengan mengatasi kesenjangan yang ada, daya saing akan terungkit, iklim investasi
              dan dunia usaha kian bergairah yang berdampak pada penciptaan dan perluasan kesempatan
              kerja. Ujungnya, tentu kembali pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata Ida.










                                                           30
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36