Page 105 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 08 JULI 2020
P. 105

"SKKNI  Perfilman  selain  sebagai  salah  satu  tolok  ukur  penyiapan  SDM  berdaya  saing,  juga
              sebagai salah satu bentuk upaya meningkatkan mutu dari perfilman Indonesia," kata Ida dalam
              acara penyerahan SKKNI di Bidang Perfilman di Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Selasa
              (7/7).

              Dalam acara yang dihadiri oleh pelaku industri film Indonesia seperti aktris Christine Hakim,
              Marcella  Zalianty,  aktor Reza  Rahardian,  sampai  sinematografer  George  Kamarullah  itu,  Ida
              memaparkan  tiga  peran  strategis  SKKNI  Perfilman.  Pertama,  memberi  arah  jelas  dalam
              perancangan  program  diklat  berbasis  kompetensi  agar  kelak  dapat  diselenggarakan  secara
              efektif dan efisien. Kedua, memberi acuan dan ukuran yang jelas dalam penyusunan materi dan
              metode  uji  kompetensi,  sehingga  pelaksanaan  ujidan  sertifikasi  kompetisi  dapat  dilakukan
              secara obyektif, dan terukur dengan mutu terjamin.

              Terakhir,  menjadi  acuan  dalam  pembangunan  kerja  sama  saling  pengakuan  sertifikasi
              kompetensi kerja dengan negara lain. Hal ini akan memudahkan pembuatan MoU atau MRS,
              baik bilateral maupun multilateral.

              Lebih lanjut, Ida mengakui industri perfilman sebagai salah satu yang paling terdampak akibat
              pandemi  Covid-19.  Namun  ia  menyebut  optimis  pemulihan  akan  segera  dimulai  dengan
              penerapan protokol kesehatan.

              "Akselerasi upaya untuk pemulihan industri perfilman akibat pandemi Covid-19 harus segera
              dilakukan  agar  industri  perfilman  dapat  kembali  bangkit  dan  terus  melesat,  sehingga  dapat
              memberikan kontribusi bagi penyerapan pengangguran," ujarnya.

              Ida  berharap,  SKKNI  yang  diserahkan  dapat  diimplementasikan  di  lembaga  diklat  dalam
              pelaksanaan  sertifikasi  kompetensi  bidang  perfilman,  serta  mengembangkan  SDM  yang
              berkecimpung di dalamnya.

              "Semoga  apa  yang  kita  lakukan  pada  hari  ini  dapat  menghasilkan  yang  terbaik  bagi
              pembangunan  SDM  berkualitas,  unggul  dan berdaya  saing,"  ujar  Ida  seraya  menyampaikan
              apresiasi  terhadap  seluruh  pemangku  kepentingan  terkait  kerja  sama  penyusunan  SKKNI
              Perfilman.

              Ia  menambahkan,  pihaknya  memiliki  program  Balai  Latihan  Kerja  (BLK)  Komunitas  terkait
              bidang  perfilman  yang  juga  bertujuan  meningkatkan  kompetensi  pekerja.  Kemnaker
              mengalokasikan anggaran untuk pembangunan dua BLK Komunitas sektor perfilman masing-
              masing berkisar Rp1 miliar.

              SKKNI Perfilman sendiri mencakup 14 bidang terpisah, masing-masing bidang tata kamera film,
              tata suara film, editing film, tata artistik film, penulisan skenario film, pemeran film, manajemen
              produksi  film,  bidang  film  dokumenter,  casting  film,  penata  laga,  tata  cahaya,  bidang  grip,
              penyutradaraan film, dan efek visual.

              Adapun para pemangku kepentingan yang terlibat dalam penyusunan SKKNI Perfilman adalah
              Pusat  Pengembangan  Perfilman,  Kementerian  Pendidikan  dan  Kebudayaan,  Kementerian
              Ketenagakerjaan,  Kementerian  Riset,  Teknologi  dan  Pendidikan  Tinggi,  UPT  Kebudayaan,
              Lembaga Sertifikasi Profesi, Asosiasi Perfilman (pelaku seni dan film), akademisi, praktisi film,
              dan SMA/SMK.

              (rea).






                                                           104
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110