Page 7 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 08 JULI 2020
P. 7

Sidang PHI ini akan dilakukan dalam waktu dekat di Bandung. Perselisihan ini terjadi di pabrik
              Aice di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat  Simon Audry Siagian, Legal Corporate AFI, menjelaskan
              alasan pendaftaran ke PHI tersebut dilakukan, karena salah satu serikat pekerja di AFI itu terus
              mempersoalkan putusan PHK perusahaan pada Februari lalu.

              "PHK  terhadap  469  pekerja  di  PT  AFI  baru-baru  ini  bukanlah  PHK  sepihak  seperti  yang
              disuarakan  serikat  pekerja  tersebut,"  ujar  Simon  dalam  acara  focus  group  discussion  di
              kantornya, kemarin (4/7).
              Simon memaparkan PHK atas 469 pekerja itu bukanlah PHK sepihak, karena mereka melakukan
              mogok kerja tidak sah seperti diatur dalam Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No 232
              Tahun  2003  akibat  tidak  memberitahukan  rencana  mogok  kerja  7  hari  sebelum  mogok
              dilakukan.
              Mogok  kerja  tersebut  juga  bukanlah  mogok  kerja  yang  pertama,  karena  manajemen  AFI
              mencatat melakukan mogok kerja selama tiga hari berturut-turut pada 20, 21 dan 23 Desember
              2019.

              SK Menaker No 232 Tahun 2002 di pasal 6 menyebutkan, mogok kerja yang dilakukan secara
              tidak sah seperti dimaksud dalam pasal 3 dikualifikasikan sebagai mangkir kerja.

              Dengan mengacu pada aturan tersebut, lanjut dia, pihaknya melakukan pemanggilan semua
              karyawan  yang  terlibat  mogok  kerja  sebanyak  2  kali  melalui  surat  ke  alamat  domisili  para
              pekerja dengan tenggat 7 hari. Namun, pemanggilan untuk bekerja kembali tersebut diabaikan
              oleh mereka.

              Atas dasar itu, perusahaan mengeluarkan kebijakan PHK karena dua kali upaya pemanggilan
              untuk  bekerja  kembali  tersebut  diabaikan.  Sehingga  perusahaan  menyatakan  mereka
              mengundurkan diri sebagaimana diatur dalam ayat 3 pasal 6 SK Menaker No 232 Tahun 2003.

              1  dari  1  halaman    Mogok  Kerja  karena  Tuntutan  Upah    (c)2020  Merdeka.com    Simon
              menjelaskan aksi mogok pertama dilakukan para pekerja pada 20, 21, dan 23 Desember tahun
              lalu. Aksi mogok ini disebabkan tuntutan kenaikan gaji yang tinggi. Mereka menuntut kenaikan
              upah pokok dari Rp 4,5 juta per bulan menjadi Rp 11 juta.

              Tuntutan kenaikan gaji yang tinggi ini mendorong manajemen melakukan bipartit sebanyak lima
              kali sejak Oktober tahun lalu. Hal ini sesuai dengan risalah bipartit yang dimiliki manajemen AFI.
              Tak tuntas, upaya mediasi dilakukan lagi, kali ini secara tripartit oleh Dinas Ketenagakerjaan
              Kabupaten Bekasi.

              Kemudian pada 7 Januari 2020, mediator tripartit tersebut menerbitkan rekomendasi/anjuran
              penyelesaian sengketa ketenagakerjaan.

              "Manajemen  Alpen  Food  Industry  telah  menerima  untuk  melaksanakan  isi  rekomendasi
              tersebut.  Namun,  pihak  serikat  kerja  yang  menaungi  karyawan  yang  mogok  menolak  dan
              mengajukan gugatan melalui penyelesaian hubungan industrial (PHI)," ujarnya.

              Menurutnya, para pekerja yang mogok pada 20, 21, dan 23 Desember tahun lalu itu sempat
              menyatakan bersedia kembali bekerja mulai 26 Desember. Namun, penyelesaian perselisihan
              hubungan industrial ini semakin panas, karena pada 21 Februari tahun ini para pekerja yang
              tergabung dalam serikat kerja tersebut kembali mogok.

              Kemudian pihak perusahaan menegaskan lagi bahwa aksi mogok Februari tersebut juga tidak
              sah, karena tidak memberitahukan ke manajemen sebelumnya.




                                                            6
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12