Page 49 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 JUNI 2020
P. 49
Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono menegaskan,
semua pihak harus mau menyongsong kondisi new normal. "Mau tidak mau, kita harus hidup
berdampingan dengankorona. Jika tidak, dampaknya akan lebih parah. Saat ini saja kita sedang
menuju krisis ekonomi. Kalau tidak berubah, bisa saja menjadi bencana kelaparan," ujarnya
saat dihubungi kemarin (16/6).
CEGAH PHK BESAR-BESARAN
Jika skenario new normal bisa dilakukan tanpa meningkatkan persebaran wabah Covid-19,
hasilnya akan berkontribusi besar untuk mendorong pergerakan ekonomi nasional. Namun jika
gagal, gelombang kedua Covid-19 bisa semakin memorak-porandakan keadaan.
KETUA Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono
menegaskan, semua pihak harus mau menyongsong kondisi new normal. "Mau tidak mau, kita
harus hidup berdampingan dengankorona. Jika tidak, dampaknya akan lebih parah. Saat ini saja
kita sedang menuju krisis ekonomi. Kalau tidak berubah, bisa saja menjadi bencana kelaparan,"
ujarnya saat dihubungi kemarin (16/6).
Jika kondisi itu terus dibiarkan, tidak akan terjadi supply cluiins, pabrik tidak beroperasi,
masyarakat berdiam diri di rumah dan tidak menghasilkan uang. Maka, daya beli akan menurun.
Dampaknya, pemutusan hubungan kerja besar-besaran akan terjadi. "Kita harapkan
pelonggaran di new normal ini bisa membalikkan keadaan. Setidaknya kita tidak semakin jatuh
ke bawah, terpuruk, dan banyak PHK," sebutnya.
Dia mengakui, pada masa pandemi Covid-19 ini, banyak perusahaan yang kesulitan finansial.
"Jadi, cashflow perusahaan sekarang ini sangat buruk. Banyak usaha yang sudah tutup. Yang
memberatkan kami itu masalah biaya-biaya seperti listrik, air, gas, dan pajak-pajak daerah. Itu
seharusnya diturunkan dulu. Itu akan membuat semua perusahaan mati," ungkapnya.
Jika itu terjadi, lalu banyak perusahaan yang bangkrut, menghidupkannya kembali akan susah.
Banyak perusahaan yang mengalami penurunan omzet. Dia menyebutkan, okupansi hotel hanya
5-10 persen dan utilisasi pariwisata mendekati nol persen. "Secara total, yang sudah di-PHK
akibat pandemi ini saya kira di atas 3 juta pekerja informal dan formal," jelasnya.
Sementara itu, motivator Merry Riana meminta masyarakat untuk segera melakukan adaptasi
dengan kebiasaan baru di fase new normal. Dia menyadari, masyarakat sedang dihadapkan
pada berbagai tantangan, baik ekonomi, sosial, maupun budaya. "Kuncinya, harus selalu
berpikir positif dan melakukan positive action untuk keluar dari krisis multidimensi di masa
pandemi Covid-19 ini," tuturnya.
Bekerja dalam situasi pandemi seperti sekarang memang terpaksa dilakukan. Sebab, manusia
harus selalu produktif. "Setiap hari kita mengalami hal yang berbeda-beda. Ada hari baik dan
ada hari yang kurang baik. Tapi, kita harus tetap pede, percaya diri dan percaya Dia. It is time
foryou to get up, dress up, show up, and nevergive up" pesannya.
Dia berharap masyarakat bisa bangkit dan memulai dengan semangat yang baru di bidang
masing-masing. "Mulai hari ini get up, kita harus buang rasa kemalasan itu, tetap bergerak dan
bangkit, dan jangan lagi menunda," tegasnya.
Selanjutnya, dress up. Merry mengajak kita untuk berpakaian lebih rapi dan menjaga
kebersihan. "Mungkin sebagian besaraktivitas kita masih bekerja dari rumah, tapi tetap
berpakaian rapi. Ini menandakankesiapan kita memulai hari yang baik, kesiapan kita menjadi
produktif. You look good, you feel good. When you feel good, you look good as wellucapnya.
48