Page 126 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JULI 2020
P. 126
"Untuk saat ini tersangka S masih di atas kapal. Nanti apabila sudah proses penahanan, kita
tinggal berkoordinasi saja dengan personel Lanal Batam yang berjaga di atas kapal tersebut,"
kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kepri Kombes Arie Darmanto, Sabtu
(11/7/2020).
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, ABK asal Indonesia di kapal Lu Huang Yuan Yu
118, sering mendapat perlakuan kasar dari para ABK asal China. Pemicunya, menurut Arie,
hanya masalah sepele dan sengaja dibuat-buat oleh ABK asal China.
"Yang sering memukul mereka yakni mandor dan nahkoda kapal Lu Huang Yuan Yu 118,"
kata Arie.
Arie menambahkan, para ABK mengaku dianiaya dengan tangan kosong hingga besi setiap
hari. Sementara itu, meskipun sudah menetapkan satu tersangka, polisi terus melakukan
penyelidikan. Seperti diketahui, dalam kasus tersebut polisi menduga para ABK asal Indonesia
juga menjadi korban trafficking atau perdagangan manusia. Dilansir dari Antara , Tim
Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah Kepulauan Riau menemukan tanda kekerasan
benda tumpul pada Hasan.
"Pada pemeriksaan luar, luka memar pada bibir, dada dan punggung," kata Kabid Dokkes
Polda Kepri Kombes Pol Mohammad Haris di Kota Batam, Jumat.
Bibir PMI berinisial HA itu pecah-pecah, dada dan punggungnya nampak lebam biru. Meski
demikian, ia menyimpulkan luka kekerasan itu bukan penyebab utama kematian, karena tidak
ada patah tulang dan lainnya yang fatal.
"Memar, tapi tidak sampai menyebabkan kematian," kata dia.
Dari penelusuran Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, ABK Hasan disalurkan melalui
perusahaan penyalur tenaga kerja ilegal ata nama PT MTB do Kota Tegal. PT MTB, menurut
DFW, tidak memiliki Surat Izin Usaha Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal (SIUPPAK)
dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Surat Izin Perusahan Penempatan Pekerja
Migran (SP3MI) dari Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker).
"Mendorong Kapolri memberikan perhatian khusus pada masalah ini karena menyangkut
kejahatan perdagangan orang yang menimbulkan kerugian korban jiwa," ujar Koordinator
Nasional DFW Indonesia, Moh Abdi Shufan, dalam keterangan tertulis, Rabu (8/7/2020).
Seperti diberitakan sebelumnya, dua kapal ikan asing diamankan patroli gabungan di perairan
Batu Cula, Selat Philip, Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) Rabu (8/7/2020).
Saat pemeriksaan oleh personel patroli gabungan, TNI AL dan Polri, jenazah Hasan Afriadi
asal Lampung ditemukan di dalam peti pendingin ikan atau freezer. Selain itu, petugas juga
menyelamatkan 22 WNI yang bekerja di 2 kapal ikan asal China tersebut.
(Penulis: Achmad Nasrudin Yahya, Kontributor Batam, Hadi Maulana | Editor: Kristian
Erdianto, Abba Gabrillin).
Page 125 of 345.