Page 164 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JULI 2020
P. 164
Kalangan pengusaha mendorong agar Rancangan Undang Undang (RUU) Cipta Kerja atau
Omnibus Law segera disahkan. Tak hanya mengatur sektor ketenagakerjaan, RUU Cipta Kerja
diniali membawa angin segar bagi iklim investasi dan berpotensi membuka lapangan kerja.
Ketua Komite Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial untuk Upah, Asosiasi Pengusaha Indonesia
(APINDO), Aloysius Budi Santoso mengatakan, pandemi Covid-19 telah membawa dampak
besar bagi perekonomian Indonesia. Karenanya, butuh investasi yang cukup besar untuk
mendongkrak perekonomian Indonesia paska pandemi.
Melalui Omnibus Law Cipta Kerja, kata Budi, diharapkan terjadi perubahan struktur ekonomi
yang akan mampu menggerakkan semua sektor, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
mencapai 5,7% hingga 6%.
"Untuk dapat bertumbuh sebesar 6% di tahun 2024, maka pertumbuhan investasi harus
sebesar 40% dari nilai investasi di tahun 2019, atau dari rata rata Rp 3.200 triliun pada
periode 2015-2019 menjadi rata rata Rp 4.400 triliun pada periode 2020-2024," kata Budi,
Sabtu (11/7/2020).
Budi mengatakan, target pertumbuhan ekonomi itu bisa digenjot melalui penciptaan lapangan
kerja berkualitas sebanyak 2,7 juta hingga 3 juta per tahun dengan Omnibus Law. Sementara
hanya 2 juta hingga 2,5 juta lapangan kerja berlualitas jika tanpa Omnibus Law.
"Kami juga dorong peningkatan investasi sebanyak 6,6%-7,0% yang meningkatkan income
dan daya beli, dan mendorong peningkatan konsumsi. Kemudian peningkatan produktivitas
yang akan diikuti peningkatan upah, sehingga dapat meningkatkan income, daya beli dan
konsumsi," terang Budi.
Karenanya, lanjut Budi, keberadaan Omnibus Law Cipta Kerja sangat diharapkan oleh pelaku
usaha dan investor serta akan membawa dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian
negara.
"RUU Cipta Kerja ini berbicara tentang bagaimana kita sebagai negara bisa lebih efektif dan
efisien dengan penyederhanaan perizinan usaha dan investasi," kata Budi..
Page 163 of 345.