Page 22 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JULI 2020
P. 22

Para buruh ini dituduh telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) karena menggelar
               unjuk rasa dan mogok kerja secara tidak sah. Padahal aksi mogok kerja tanggal 12- 14 Mei
               2020 itu dilakukan sebagai protes menyusul kebijakan perusahaan membayar upah sebesar
               35 persen selama pandemik COVID-19, serta mengangsur pembayaran tunjangan hari raya
               (THR) bagi buruh secara sepihak.



               DEMO, 210 BURUH TEKSTIL JALANI SIDANG GUGATAN RP12 MILIAR

               Bandung, Sekitar 210 buruh pabrik tekstil CV Sandang Sari Bandung yang tergabung dalam
               SBM F Sebumi akan menjalani sidang gugatan di Pengadilan Negeri Kelas 1A Khusus Bandung,
               Selasa (14/7) mendatang. Tak tanggung, perusahan menutut ganti rugi lebih dari Rp12 miliar.

               Para buruh ini dituduh telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) karena menggelar
               unjuk rasa dan mogok kerja secara tidak sah. Padahal aksi mogok kerja tanggal 12- 14 Mei
               2020 itu dilakukan sebagai protes menyusul kebijakan perusahaan membayar upah sebesar
               35 persen selama pandemik COVID-19, serta mengangsur pembayaran tunjangan hari raya
               (THR) bagi buruh secara sepihak.

               Keputusan  sepihak  itu  dianggap  telah  melenceng  dari  surat  edaran  Menaker  RI  No.
               M/3/HK.4/III/2020  terkait  upah  selama  pandemi,  serta  surat  edaran  Menaker  RI  No.
               M/6/HI.00.01/V/2020 tentang pembayaran THR tahun 2020.

               Berdasar pada edaran tersebut, pihak buruh menilai bahwa pembayaran besaran upah dan
               THR selama masa pandemi seharusnya ditentukan atas kesepakatan dua pihak, perusahaan
               dan  buruh.  Namun,  perusahaan  dikatakan  tidak  melibatkan  buruh  dalam  pengambilan
               keputusan tersebut, perusahaan tetap memutuskan membayar upah buruh sebesar 35 persen
               dan mencicil THR selama tiga kali meski buruh menolak.

               "Kami buruh Sandang Sari digugat oleh pihak perusahaan. Adapun, gugatan tersebut sebagai
               tuduhan  PMH  atas  aksi  protes  spontanitas  yang  kami  lakukan,"  kata  Divisi  Hukum  dan
               Advokasi SBM F Sebumi, Sri Hartati, saat jumpa pers, Minggu (12/7).

               "Aksi  spontanitas  terjadi  karena  perusahaan  telah  mengambil  keputusan  sendiri  terkait
               pembayaran upah dan THR di masa pandemi. Awalnya, upah hanya akan dibayar 25 persen,
               setelah perundingan menjadi 35 persen. Tetapi sebenarnya itu masih tidak sesuai, karena
               kami menuntut pembayaran 100 persen atau lebih dari 75 persen," imbuhnya.

               Terkait  proses  persidangan,  kata  Sri,  buruh  akan  tetap  memenuhi  dan  menjalani  proses
               persidangan sebagai bentuk ketaatan hukum, dengan harapan proses persidangan nanti akan
               berjalan seadil-adilnya. Selain itu, di hari yang sama, buruh pun dikabarkan akan kembali
               turun jalan.

               "Nanti  pada  hari  persidangan,  kami  pun  akan  kembali  turun  jalan  (di  pengadilan)  dan
               menyuarakan  perlawanan  atas  kesewenang-wenangan  yang  dilakukan  manajemen  CV.
               Sandang Sari," ungkap Sri. "Tidak ada maksud dari kami untuk intervensi terhadap pengadilan
               ini, namun sebuah harapan dari kami untuk mendapat keadilan," imbuhnya.

               Selain  mengajukan  gugatan  pengadilan,  pihak  perusahaan  juga  telah  melakukan  PHK
               terhadap 10 buruh yang dianggap provokator saat terjadinya protes serentak tersebut. Hal
               tersebut dinilai sebagai bentuk intimidasi, serta upaya pemberangusan serikat buruh.






                                                       Page 21 of 345.
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27