Page 99 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JULI 2020
P. 99
ketenagakerjaan ataupun lingkungan. Kemudian semua aturan harusnya ditegakkan untuk
pihak asing ataupun dari dalam negeri sendiri," tambahnya.
Pengamat Bisnis dari Inventure Indonesia, Yuswohady, juga memiliki proyeksi tren
ketenagakerjaan di tengah kondisi New Normal. Menurutnya, satu hal yang paling
menentukan ke depan adalah arus manusia yang semakin terbatas dibandingkan masa
sebelumnya. Ini karena kondisi pandemi berlawanan dengan globalisasi. Setiap negara akan
membatasi keluar masuk orang bahkan hingga empat tahun ke depan.
"Semua itu demi memantau penyebaran. Karena itu seharusnya jadi potensi menguntungkan
SDM lokal. Ini juga termasuk brand lokal karena brand asing terkendala masuk Tanah Air,"
ujar Yuswohady.
Tapi dia juga mengingatkan potensi tersebut juga butuh kerja keras dan upaya maksimal.
Para SDM harus mau mengembangkan kemampuannya untuk memacu daya saing. Alhasi,
mereka harus meningkatkan standarnya ke level global.
"Justru SDM domestik bekerja keras menaikkan levelnya menjadi standar kualitas global,"
ujarnya.
Lebih dari itu, menurutnya juga akan muncul keahlian baru setelah belajar dari krisis di masa
pandemi. Hal paling umum adalah tren digital transformasi seketika dibutuhkan semua pihak.
Mereka ingin secepatnya mengadopsi teknologi digital bahkan hingga di sektor UMKM.
"Teknologinya harus bisa mendukung low touch sesuai tren di masa pandemi," ujarnya.
Selain itu harus dibangun juga roadmap future skill . Meskipun sulit untuk mengharapkan
ada diskusi intens antara pemerintah dan swasta. Dirinya mencontohkan, saat ini ada
beberapa sektor yang naik daun, misalnya agrikultur yang diuntungkan kondisi pandemi. Tapi
pelakunya tidak dapat menerapkan gaya lama namun harus berbasis digital. Sektor lain yang
sangat krusial tentu saja e-commerce hingga pendidikan.
"Sektor ini butuh pasar SDM yang harus disiapkan. Kemudian juga harus ditanggulangi sektor
yang akan menantang seperti turisme. Tentu wisata tidak akan sama lagi sehingga SDM yang
dibutuhkan karena semakin butuh platform digital. Indonesia harus menciptakan SDM untuk
mengisi," terangnya.
(uka).
Page 98 of 345.