Page 20 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 06 DESEMBER 2019
P. 20

wartawan usai mengikuti rapat terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (12/11)
               sore.

               Situasi Angkatan Kerja Indonesia Berdasarkan laporan "Data Keadaan Angkatan
               Kerja" yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di
               Indonesia per Agustus 2019 terdapat sebanyak 7,04 juta orang atau naik 0,57
               persen dari periode yang sama tahun 2018. Angka pengangguran tertinggi tercatat
               pada tahun 2015. Namun, angka tersebut menurun pada 2016 dan bertahan di
               kisaran 6,8 hingga 7 juta orang hingga Februari 2019.

               Kendati jumlah pengangguran menunjukkan penurunan, bukan berarti tantangan ke
               depan semakin mudah. Hal ini karena proporsi pengangguran dari penduduk
               berpendidikan tinggi semakin meningkat. Pada Agustus 2015, proporsi
               pengangguran yang memiliki tingkat pendidikan terakhir universitas tercatat sebesar
               8,64 persen terhadap total pengangguran Indonesia. Porsi ini meningkat menjadi
               10,42 persen pada Agustus 2018. Hal ini boleh jadi merupakan sinyal bahwa
               Indonesia belum mampu menghasilkan inovator-inovator sebagai pencipta lapangan
               kerja.

               Bila melihat pada pengangguran yang memiliki pendidikan terakhir di tingkat
               sekolah menengah atas, porsi pengangguran yang terampil mengalami peningkatan
               dibandingkan dengan yang tidak terampil.

               Pada Agustus 2015, proporsi pengangguran terampil yang merupakan lulusan
               Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 20,76 persen dan meningkat mencapai 24,51
               persen pada Agustus 2019. Sedangkan, proporsi pengangguran dari lulusan SLTA
               Umum yang mencerminkan pekerja kurang terampil memperlihatkan tren yang
               menurun dari 30,16 persen pada Agustus 2015 menjadi 28,31 persen pada Februari
               2019. Situasi ini seolah menggambarkan bahwa lapangan kerja di Indonesia
               memang lebih banyak menyerap tenaga buruh yang kurang terampil.

               Seperti dikutip dari " APBN KiTa," tujuan pengadaan Program Kartu Pra Kerja adalah
               untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), menjawab tantangan di
               era industri 4.0 serta mengatasi rendahnya produktivitas pekerja. Diharapkan
               program ini dapat memperkecil gap antara kompetensi SDM dan kebutuhan dunia
               kerja.

               Melalui program ini diharapkan kompetensi, baik para pencari kerja baru, pencari
               kerja yang alih profesi, atau korban PHK dapat sesuai dengan standar kebutuhan
               dunia kerja, sehingga gap antara kompetensi SDM dan kebutuhan industri dapat
               semakin mengecil serta masalah pengangguran di Indonesia dapat diatasi.

               Apabila nanti Kartu Pra-Kerja ini benar diterapkan, ada banyak pekerjaan rumah
               yang harus segera diselesaikan, mulai dari mekanisme hingga kejelasan data
               penerima manfaat program ini. Terlebih anggaran yang dialokasikan pemerintah
               untuk program Kartu Pra Kerja tidak sedikit, yakni Rp10 triliun.
               (tirto.id - Sosial Budaya ) Penulis: Desi Purnamasari Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara



                                                       Page 19 of 141.
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25