Page 97 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 MEI 2020
P. 97

Title          NILAI NEW NORMAL TAK TEPAT, SERIKAT BURUH SEBUT 5 ALASAN INI
               Media Name     tempo.co
               Pub. Date      28 Mei 2020
                              https://bisnis.tempo.co/read/1347129/nilai-new-normal-tak-tepat-serika t-buruhsebut-5-
               Page/URL
                              alasan-ini
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Negative












               Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan, istilah New Normal bisa
               membingungkan dan kurang tepat bagi para buruh serta masyarakat kecil di
               Indonesia. Sebab, istilah itu bisa dianggap sebagai pelonggaran dan bakal berisiko
               menambah jumlah orang terpapar virus Corona atau Covid-19.

               "Saat ini saja ketika masih diberlakukan PSBB banyak yang tidak patuh. Apalagi jika
               diberi kebebasan," kata Presiden KSPI Said Iqbal melalui pernyataannya, Kamis 28
               Mei 2020.

               Menurut Said Iqbal, kebijakan new normal yang nanti diterapkan dirasa tak tepat.
               Ada lima alasan yang mendasari pandangan tersebut.

               Alasan pertama, jumlah orang yang positif corona hingga saat ini masih terus
               meningkat. Bahkan pertambahan yang positif, setiap hari jumlahnya masih
               mencapai ratusan orang.

               Kemudian yang kedua adalah adanya sejumlah buruh yang masih bekerja akhirnya
               terinfeksi dan dinyatakan positif terpapar virus Corona. "Hal ini bisa dilihat, seperti di
               PT Denso Indonesia dan PT Yamaha Music, ada yang meninggal akibat positif
               terpapar covid 19. Begitu juga di Sampoerna dan PEMI Tangerang, dilaporkan ada
               buruh yang OPD, PDP, bahkan positif," ujar Said.

               Alasan ketiga, Said mengatakan, saat ini sudah banyak pabrik yang merumahkan
               serta melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat bahan baku material
               impor makin menipis dan bahkan tidak ada.

               Seperti yang terjadi di industri tekstil, bahan baku kapas makin menipis. Di industri
               otomotif dan elektronik, suku cadang makin menipis. Di industri farmasi, bahan
               baku obat juga makin menipis. Sementara di industri pertambangan, jumlah ekspor
               bahan baku menurun.

               Fakta ini, menurut Said, menunjukkan New Normal tidak akan efektif. "Percuma saja
               menyuruh pekerja untuk kembali masuk ke pabrik. Karena tidak ada yang bisa
               dikerjakan, akibat tidak adanya bahan baku."




                                                       Page 96 of 153.
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102