Page 100 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 AGUSTUS 2021
P. 100
Ia menyatakan bahwa isu pelindungan perempuan, pemberdayaan perempuan, dan kesetaraan
gender harus menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya pemulihan kondisi sosial dan ekonomi
dari krisis COVID-19. Hal ini juga merupakan langkah dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan Global (Sustainable Development Goals/SDGs) tentang kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan.
"Ini suatu cara yang tepat untuk meningkatkan peran dan pelindungan angkatan kerja
perempuan dalam mendukung pemulihan ekonomi selama masa pandemi," Ida, dalam
keterangannya, Minggu 929/8/2021).
Ia menambahkan bahwa hal ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Indonesia
menindaklanjuti Lokakarya Regional ASEAN Peningkatan Peran dan Perlindungan Perempuan
Angkatan Kerja untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi, yang dilaksanakan pada
Kamis (26/8/2021) secara hibrida.
Ida mengatakan, sebagai salah satu kelompok rentan di masa pandemi, peningkatan kesadaran
tentang peran dan pelindungan perempuan sangat penting untuk menjadi perhatian
stakeholders ketenagakerjaan. Selain itu, kata dia, diperlukan langkah-langkah peningkatan
peran dan pelindungan angkatan kerja perempuan dalam pemulihan ekonomi negara-negara
ASEAN yang terdampak pandemi.
"Perlu adanya kerja sama antara negara anggota ASEAN dengan mitra sosial lainnya untuk
meningkatkan peran pelindungan angkatan kerja perempuan, serta mewujudkan upaya konkrit
ASEAN terhadap pencapaian target SDG terkait isu kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan," kata Menaker Ida.
Diketahui, berdasarkan laporan International Labour Organization (ILO), pekerja perempuan di
kawasan Asia-Pasifik terdampak krisis secara tidak proporsional. Artinya, perempuan yang
kehilangan pekerjaan lebih besar di daripada laki-laki.
ILO mencatat, 297 juta perempuan bekerja di sektor berisiko tinggi pada 2019 di Asia dan Pasifik.
Angka tersebut setara dengan 43,3% pekerjaan perempuan (dibandingkan dengan 37,6% untuk
semua pekerja).
"Berbagai alasan menyebabkan kerugian bagi pekerja perempuan sebab sebagian besar
perempuan di kawasan Asia-Pasifik bekerja di sektor-sektor yang sangat terpengaruh oleh krisis,"
ujarnya.
99