Page 36 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 JANUARI 2020
P. 36

Title          DPR SEBUT OMNIBUS LAW TAK BERPIHAK PADA BURUH, INI PEMBELAAN SATGAS
               Media Name     detik.com
               Pub. Date      30 Januari 2020
                              https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/4879337/dpr-sebut-omni bus-law-tak-
               Page/URL
                              berpihak-pada-buruh-ini-pembelaan-satgas
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Positive










               Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI sempat meragukan bahwa Rancangan
               Undang-Undang (RUU) Omnibus Law yang kini tengah digodok pemerintah tak
               berpihak pada tenaga kerja dalam negeri terutama buruh. Merespons hal tersebut,
               Ketua Satgas Omnibus Law Rosan R Roeslani langsung angkat bicara.

               Menurutnya, apa yang kini tengah disiapkan lewat beleid sapu jagad itu sebenarnya
               tak memihak salah satu antara dunia usaha atau tenaga kerja saja. Melainkan,
               justru hendak mencari jalan tengah bagi keduanya agar sama-sama tumbuh maju.

               "Tadi saya sampaikan ke DPR, jangan itu dipisahkan, oh ini untuk kepentingan
               pengusaha, oh ini kepentingan buruh, kepentingannya sama, tujuannya satu kok,
               untuk meningkatkan kesejahteraan bersama," ujar Rosan ditemui usai menghadiri
               Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis
               (30/1/2020).

               Menurut Rosan, banyak juga pengusaha yang berteriak menyampaikan
               ketidaksepakatannya terhadap RUU ini. Lantaran, ada beberapa pasal yang dirasa
               cukup memberatkan dunia usaha seperti pembatasan terhadap investasi dan jenis
               usaha yang dapat dimasuki oleh investor asing.

               "Pengusaha pun banyak yang protes. Jangan salah misalnya pada saat pembukaan
               negative investment list, itu kan lebih dipermudah, itu banyak juga pengusaha yang
               protes, jangan dibuka dong, tapi kan kita gabisa mengedepankan ego sektoral
               masing-masing," ungkapnya.

               Saat ini, melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 44 Tahun 2016 Indonesia
               selama ini dinilai cukup restriktif terhadap investasi asing. Di mana, investasi dan
               jenis usaha yang boleh dimasuki investor asing dibatasi hingga 515 bidang usaha
               saja.

               Padahal, di negara Asean lainnya, jumlah bidang usaha yang dibatasi tidak lebih dari
               44 bidang usaha. Singapura hanya mengatur 4 bidang usaha, Malaysia sekitar 30
               bidang usaha, Thailand 44 bidang usaha, Filipina 43 bidang usaha sedangkan
               Vietnam tidak mengatur sama sekali. (dna/dna)






                                                       Page 35 of 80.
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41