Page 44 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 FEBRUARI 2019
P. 44
Bahkan, Diah begitu gembira dapat berkomunikasi secara langsung melalui video
call dengan ibunya di Tanah Air. Meski tak terbendung rasa harunya, Diah tetap tak
lupa memberikan apresiasi kepada Dubes RI untuk Yordania dan Palestina serta
petugas KBRI di Amman yang telah membantu dan segera memulangkannya ke
keluarga di Jawa Timur.
"Saya gembira sekali dan memang sudah lama hilang kontak dan tidak
berkomunikasi dengan keluarga. Saya ingin segera pulang dan bertemu kedua
orang tua di kampung halaman (Malang)," ujar Diah. Suseno Hadi, Atase Ketenaga
kerjaan KBRI di Amman, mengungkapkan, KBRI telah memanggil majikan tempat
Diah bekerja selama ini.
Majikannya pun bersikap kooperatif dan berjanji akan menyelesaikan pembayaran
gajinya sebesar USD9.000 atau setara dengan Rp126 juta dengan kurs Rp14.000.
"Gajinya sebesar 2/3 telah dibayarkakan oleh majikannya. Tinggal sisanya 1/3 lagi
yang belum dibayarkan, serta denda izin tinggal yang sampai saat ini belum dibayar
majikannya," kata Suseno.
"Terhitung mulai 10 Februari 2019 pengumuman Amnesti yang diberikan oleh
Pemerintah Yordania telah diberlakukan. Dipastikan tidak lama lagi Diah dapat
segera kembali ke tanah air."
Presiden Union Migrant Indonesia (Unimig) Muhammad Iqbal berpendapat,
pemerintah harus segera melakukan pendataan siapa saja yang merasa kehilangan
kontak dengan anggota keluarganya yang menjadi pekerja migran.
Sebab, diduga kasus Diah merupakan fenomena gunung es yang dibaliknya masih
banyak tenaga kerja Indonesia yang menjadi korban. "Pemerintah harus proaktif
untuk mendata keluarga yang lost contact sehingga bisa dide teksi di mana saja
mereka bekerja. Apakah mereka disekap, dikurung, atau dipi dana karena sebuah
kasus," katanya.
(don)
Page 43 of 75.