Page 14 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2021
P. 14

Walaupun demikian, ia tetap berharap masuknya RUU Perlindungan PRT dalam daftar prolegnas
              prioritas 2021 dapat jadi pembuka jalan RUU itu masuk dalam pembahasan rapat paripurna DPR
              RI.

              Ia menjelaskan para pekerja rumah tangga masih mendapat perlakuan diskriminatif dan rentan
              jadi korban kekerasan fisik, psikis, seksual, dan kekerasan ekonomi. “Dengan tempat kerja yang
              terisolasi, para PRT juga rentan jadi korban perdagangan manusia,” tutur Yuni.

              Jala PRT pada kurun waktu Januari 2018 sampai April 2019 telah menerima 3.257 laporan dan
              aduan kekerasan yang dialami oleh para PRT. Kasus itu termasuk upah yang tidak dibayar, PHK
              (pemutusan hubungan kerja) menjelang hari raya, dan THR yang tidak dibayar.

              Sementara itu, hasil survei yang dilakukan oleh Jala PRT ihwal jaminan sosial untuk pekerja
              rumah tangga menunjukkan 89 persen dari 4.843 PRT di tujuh kota tidak mendapat jaminan
              kesehatan atau menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau Kartu Indonesia Sehat
              (KIS). “Meskipun ada program penerima bantuan atau KIS, PRT mengalami kesulitan mengakses
              program tersebut karena itu bergantung dari (persetujuan) aparat lokal untuk menetapkan (PRT)
              sebagai warga miskin,” ujar Yuni.

              Alhasil, mayoritas PRT terpaksa membayar sendiri biaya pengobatannya. Sehingga banyak dari
              mereka terpaksa berutang dengan pemberi kerja.
              Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Theresia
              Iswarini  menyatakan  peringatan  HUT  ke-76  RI  dapat  jadi  momentum  bagi  para  pengambil
              kebijakan  untuk  mengesahkan  RUU  Perlindungan  PRT.  Ia  menjelaskan  para  pekerja  rumah
              tangga sebagai kelompok terpinggirkan dan rentan sudah seharusnya mendapat perlindungan
              dan pengakuan atas profesinya.

              Hasil survei ILO pada 2015 menunjukkan ada sekitar 4,2 juta pekerja rumah tangga di Indonesia
              dan 84 persen di antaranya merupakan perempuan. Dari jumlah keseluruhan PRT, 14 persen di
              antaranya  merupakan  pekerja  anak  yang  usianya  di  bawah  18  tahun.  “Pengakuan  terhadap
              pekerja  rumah  tangga  merupakan  wujud  (implementasi)  Pancasila,  dan  itu  sesuai  dengan
              konstitusi Republik Indonesia, serta mendukung pencapaian SDGs,” kata Theresia ihwal desakan
              pengesahan RUU Perlindungan PRT.

































                                                           13
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19