Page 40 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2021
P. 40

BPJS Ketenagakerjaan berisi komponen yang dananya berasal dari pekerja dan pemberi kerja,
              sehingga tunggakan iuran bisa disebabkan kelalaian perusahaan.
              "Diatur  juga  dalam  Peraturan  Pemerintah  [PP]  37/2021,  kalau  pekerja  iurannya  tertunggak
              karena oleh pengusaha tidak dibayar di bawah tiga bulan JKP bisa langsung dapat. Namun,
              ketika [tunggakan] 3 bulan ke atas maka pengusaha bayar dulu 45% manfaat JKP ke pekerja,
              kalau dia bayar tunggakannya baru bisa reimburse," ujar Timboel.

              Meskipun  begitu,  dia  menilai  bahwa  terdapat  potensi  konflik  dari  penyelenggaraan  JKP  dan
              pekerja ada di posisi yang rentan. Ketika pekerja tidak bisa mendapatkan JKP, lalu pengusaha
              tetap  enggan  membayar  tunggakan  dan  menanggung  klaim  JKP,  kasusnya  akan  dibawa  ke
              pengadilan.

              Dalam Undang-Undang No. 11/2021 tentang Cipta Kerja tertulis bahwa dalam proses pemutusan
              hubungan kerja (PHK), pekerja wajib menjalankan kewajibannya yakni bekerja dan pengusaha
              harus memberikan hak pekerja. Namun, sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak pekerja
              yang tidak mendapatkan upah selama proses PHK.

              Dalam kondisi itu, pekerja masih harus melewati proses persidangan di pengadilan hubungan
              industrial  untuk  menyelesaikan  proses  PHK.  Dengan  posisi  tidak  memilik  upah,  pekerja  pun
              belum bisa memperoleh manfaat JKP karena proses PHK terhitung belum tuntas.
              "Ketika upah dia enggak dibayar [saat proses PHK], berarti kan iuran ke BPJS Ketenagakerjaan
              juga enggak kebayar, JKP kan bisa dibayar kalau iuran Jaminan Kecelakaan Kerja [JKK] dan
              Jaminan Kematian [JKm] dibayar oleh pengusaha," ujarnya.

              Timboel menilai bahwa proses pengadilan hubungan industrial seringkah memakan waktu. Jika
              putusan PHK terbit di atas 3 bulan, pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar upah selama
              proses persidangan dan menanggung JKP, jika klaim itu kemudian tidak dibayarkan maka pekerja
              menanggung kerugian ganda.
              "Kita  bilang  kerentanan  itu  tinggi,  sehingga  kita  menilai  JKP  ini  baik  ketika  ada  penegakan
              hukum. Dalam Permenaker [15/2021] tidak ada solusi soal mitigasi ktidakpa-tuhan perusahaan,
              mereka hanya tahunya iuran dibayar [sehingga JKP berjalan]," katanya.

              Pengamat ketenagakerjaan Pa-yaman J. Simanjuntak menilai bahwa ketidakpatuhan pengusaha
              dalam membayar iuran kepada BPJS Ketenagakerjaan bisa merugikan penyelenggaraan JKP. Hal
              tersebut karena tidak terdapal penambahan iuran untuk penyelenggaraan program baru itu.

              "Dana untuk membayar manfaat JKP bersumber dari subsidi pemerintah sebesar 0,22% dari
              upah, ditambah realokasi dana JKK dan JKm. Kalau pengusaha terlambat bayar iuran JKK dan
              iuran JKm, BPJS Ketenagakerjaan akan menghadapi kesulitan," katanya.

              Permenaker 15/2021 tentang Tata Cara Pemberian Manfaat JKP mengatur bahwa jika pemberi
              kerja tidak patuh atau menunggak iuran, manfaat JKP justru harus ditanggung pemberi kerja
              hingga iurannya dilunasi.

              Permenaker 15/2021 mengatur bahwa pengusaha yang telah melunasi seluruh tunggakan iuran
              dan  denda  dapat  mengajukan  penggantian  atas  manfaat  uang  tunai  yang  telah  dibayarkan
              kepada BP Jamsostek. Perusahaan terkait dapat melampirkan bukti pembayaran manfaat bagi
              pekerjanya kepada BP Jamsostek.

              Perusahaan  atau  pemberi  kerja  memberitahu  perubahan  data  peserta  yang  mengalami  PHK
              kepada BP Jamsostek, dengan bukti diterimanya PHK oleh pekerja dan tanda terima laporan PHK
              dari dinas ketenagakerjaan setempat.

                                                           39
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45