Page 144 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JUNI 2020
P. 144

KURANGI KEPADATAN DI KRL, PEMERINTAH BAKAL TERAPKAN SISTEM KERJA
              SHIFT

              JAKARTA  - Pemerintah berencana menerapkan sistem kerja shift atau sif untuk mengurangi
              kepadatan  di    KRL    .  Seperti  diketahui,  sejak  ada  pelonggaran  PSBB  terjadi  penumpukan
              penumpang di stasiun-stasiun KRL.

              "Menindaklanjuti  arahan  Kepala  Gugus  Tugas  terkait  sistem  kerja  sif  untuk  mengurangi
              penumpukan calon penumpang di stasiun kereta, kami telah mengadakan rapat dengan para
              Deputi dan rapat koordinasi yang dihadiri perwakilan dari Kemenko PMK, Kemnaker, Kem BUMN,
              Kem PANRB, dan BNPB," kata Menteri pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
              (MenPANRB)  Tjahjo Kumolo  melalui pesan singkatnya, Kamis (11/6/2020).

              Dia  mengatakan,  ada  beberapa  alternatif  kebijakan  yang  dirumuskan  dalam  pertemuan
              tersebut. Di antaranya pemberlakuan shift untuk aparatur sipil negara (ASN), pegawai BUMN,
              dan  pegawai  swasta.  Alternatif  kebijakan  lainnya  adalah  pemberlakukan  shift  hanya  untuk
              swasta saja, karena pegawai ASN yang naik kereta api sangat sedikit. Lalu, pemberlakuan shift
              Senin sampai Jumat atau Senin dan Jumat saja.

              "Kemudian alternatif lainnya kombinasi dari beberapa alternatif tersebut. Misalnya shift untuk
              seluruh jenis pegawai namun hanya untuk hari Senin saja," ungkap Tjahjo.

              Tjahjo mengaku, pada prinsipnya pihaknya setuju ada sistem kerja shift. Akan ada dua jam
              kerja  dalam satu  hari.  "Pada  prinsipnya  kami sepakat  untuk  menyiapkan  sistem kerja.  Shift
              pertama 07.30-15.00. Lalu shift kedua 10.00-17.30," tuturnya. (   ).

              Menurut Tjahjo, jika nantinya disetujui sistem kerja shift ini akan diatur secara terpisah. Dalam
              hal ini untuk pegawai ASN diatur dengan dengan SE MenPANRB. Sementara, untuk pegawai
              BUMN dengan SE Menteri BUMN. "Untuk pegawai swasta dengan SE Menteri Ketenagakerjaan,"
              ujarnya.

              Meski begitu Tjahjo memastikan bahwa sebelum aturan ini diterbitkan akan dilakukan survei
              dan  simulasi  yang  lebih  cermat.  Hal  ini  bertujuan  memastikan  bahwa  kebijakan  yang  akan
              dituangkan  dalam  SE  akan  benar-benar  efektif  memecahkan  masalah  yang  ada  yaitu
              mengurangi  penumpukan  calon  penumpang.  "Data  sementara  yang  diperoleh  dari  PT  KAI
              menunjukkan  bahwa  penumpang  KA  dari  unsur  pegawai  ASN/TNI/Polri  jumlahnya  sangat
              sedikit," katanya.

              Menurutnya,  PT  KAI  akan  melakukan  survei  yang  lebih  cermat  tentang  proporsi  jumlah
              penumpang  berdasarkan  pekerjaan,  apakah  ASN,  TNI/Polri,  BUMN,  maupun  swasta.
              "Sementara para Sekjen Sestama akan diminta data tentang jumlah pegawai yang bekerja  work
              from office  setiap harinya," pungkasnya. (   ).

              Tjahjo mengusulkan kebijakan tersebut diberlakukan untuk daerah yang memberlakukan PSBB
              dan/atau Status Merah menurut Gugus Tugas.

              (zik).











                                                           143
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149