Page 130 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 SEPTEMBER 2019
P. 130
Title PHK BUKALAPAK, UPAYA PERCANTIK DIRI UNTUK GAET INVESTOR BARU
Media Name cnnindonesia.com
Pub. Date 13 September 2019
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190912190715-185-430035/phk-b ukalapak-
Page/URL
upaya-percantik-diri-untuk-gaet-investor-baru
Media Type Pers Online
Sentiment Negative
Jakarta - Gelombang pemutusan hubungan kerja di lintas divisi menurut pengamat
Kun Arief Cahyantoro sebagai bentuk efektifitas dan efisiensi kerja.
Dengan kata lain, Arief mengatakan jumlah sumber daya manusia (SDM) bukan
faktor utama penilaian satu perusahaan. Padahal sejauh ini jumlah SDM menjadi
salah satu faktor penilaian valuasi perusahaan rintisan ( ).
"Saat ini, fokus perusahaan adalah efektifitas dan efisiensi kerja sehingga jumlah
SDM sudah kurang tepat lagi menjadi unsur dalam penilaian perusahaan tetapi
segala hal yang terkait dengan proses dan kinerja ( ). Misalnya, pengalaman
pekerjaan, jumlah transaksi, jumlah tenant dan lainnya," terang Arief ketika
dihubungi , Kamis (11/9).
Arief menyebut apa yang dilakukan Bukalapak sebagai langkah positif ke arah
penataan diri untuk mengubah konsep valuasi perusahaan.
Ia mengatakan langkah serupa sudah ditempuh oleh perusahaan teknologi.
"Pendapat saya hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya mempercantik diri
sebelum munculnya investor baru," ucapnya.
Senada, ekonom dari Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi mengatakan PHK
karyawan sebagai aksi korporasi biasa untuk mengejar fleksibilitas agar bisnis tetap
berlanjut.
Disamping itu, Fithra juga mengatakan upaya ini bisa mempercepat Bukalapak 'naik
kelas' menjadi decacorn (perusahaan dengan valuasi di atas US$10 miliar).
"Ini adalah sebuah aksi korporasi yang biasa, jadi mereka tengah mengejar
fleksibilitas dengan mengurangi jumlah karyawan yang mana mungkin dilakukan di
tempat-tempat yang tidak produktif. Jadi mereka mau mengejar [agile] sehingga
perusahaannya jadi jauh lebih cepat untuk mengejar status menjadi decacorn," kata
Fithra.
Page 129 of 171.