Page 60 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 SEPTEMBER 2019
P. 60
Adapun lima sektor industri manufaktur yang mendapat perhatian khusus dari
pemerintah meliputi industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, automotif,
elektronik, dan kimia. Mengapa lima sektor industri mendapat prioritas
pengembangan khusus? Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian
(Kemenperin), sektor industri tersebut berkontribusi sebesar 60% terhadap
pendapatan domestik bruto (PDB), menyumbang 65% terhadap total ekspor selama
ini, dan sekitar 60% tenaga kerja industri ada pada sektor industri prioritas itu.
Diharapkan kelima sektor industri tersebut dapat menjadi tulang punggung dalam
peningkatan daya saing yang sejalan perkembangan Revolusi Industri 4.0. Era
Revolusi Industri 4.0 di satu sisi memang melenyapkan sejumlah jenis pekerjaan,
namun di sisi lain menghadirkan berbagai jenis pekerjaan baru.
Revolusi industri keempat ini ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi,
batas antarmanusia, mesin dan sumber daya lainnya semakin konvergen melalui
teknologi informasi dan komunikasi. Setiap revolusi industri ditandai sejumlah
momentum yang menunjukkan perkembangan kehidupan manusia dari waktu ke
waktu.
Tengok saja revolusi industri pertama diwarnai penggunaan mesin uap yang
menggantikan tenaga manusia dan hewan. Lalu, revolusi industri kedua ditandai
munculnya konsep produksi massal diiringi pemanfaatan tenaga listrik. Selanjutnya,
revolusi industri ketiga mulai memanfaatkan teknologi otomasi pada kegiatan
industri.
Nah , menariknya pada revolusi industri keempat ditandai pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi secara optimal, tidak hanya sebatas proses produksi,
tetapi juga seluruh mata rantai industri sehingga menghasilkan model bisnis yang
baru berbasis digital. Semua proses tersebut menciptakan efisiensi yang tinggi dan
kualitas produk yang lebih bermutu.
Empat tahun lalu, lembaga riset McKinsey sudah merilis bahwa dampak dari
Revolusi Industri 4.0, 3.000 kali lebih dahsyat daripada revolusi industri pertama.
Dampak secara langsung sudah mulai terasa di tengah masyarakat dengan hadirnya
sejumlah startup atau perusahaan berbasis digital, yang membuat kehidupan lebih
mudah dan menggeser sejumlah jenis pekerjaan konvensional.
Tidak bisa dimungkiri, kehadiran revolusi industri keempat memang sebuah
ancaman tersendiri bagi tenaga kerja saat ini. Hal itu diamini Ketua Umum Asosiasi
Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani, yang menilai bahwa tenaga
kerja yang terancam adalah mereka yang tidak memiliki keterampilan untuk
beradaptasi dalam berbagai pekerjaan jenis baru.
Karena itu, harus ada langkah strategis dan terarah dalam mengantisipasi bila
terjadi ledakan jumlah tenaga kerja yang tidak terampil pada sektor formal. Tak ada
salahnya pemerintah mendengarkan saran dari pihak Apindo perlunya perubahan
pola pendidikan dan pola vokasi di negeri ini. Dibutuhkan keterampilan spesifik
berkaitan teknologi digitalisasi.
Page 59 of 171.