Page 172 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2021
P. 172
Tingginya pengajuan klaim tersebut juga terlihat di tingkat nasional di mana dalam kurun waktu
Desember 2020 hingga Agustus 2021 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya.
Hingga Agustus 2021, tercatat 1,49 juta kasus JHT dengan penyebab klaim didominasi
pengundurkan diri dan PHK, selain itu mayoritas nominal saldo JHT yang diklaim adalah di bawah
Rp10 juta dan range umur peserta paling banyak di bawah 30 tahun dimana merupakan usia
produktif bekerja.
Sebelumnya Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial (PHI & Jamsos)
Kemnaker Indah Anggoro Putri menilai ada pergeseran filosofi Program JHT karena peningkatan
angka klaim JHT salah satunya disebabkan banyaknya pekerja yang mengalami PHK, bukan
karena telah memasuki masa pensiun atau hari tua.
Ia mengakui hal tersebut memang tidak menyalahi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015
dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 19 Tahun 2015 yang
memungkinkan bagi para pekerja melakukan klaim JHT satu bulan setelah mengalami PHK.
Saat ini Kemnaker sedang melakukan revisi terhadap Permenaker tersebut untuk
mengembalikan kepada filosofi program JHT yang seharusnya.
Sekjen Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Hermanto Achmad juga menyoroti
saat ini pencairan JHT sangat mudah dan banyak di antara pekerja yang menggunakan modus
seolah-olah PHK untuk dapat melakukan klaim.
Hal sama juga disampaikan Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly
Rosita Silaban yang menilai dana yang disimpan di BPJS Ketenagakerjaan itu sebenarnya adalah
dana ketahanan untuk pembangunan ekonomi.
"Ketika Jaminan Hari Tua diubah maknanya menjadi jaminan hari terjepit karena bisa diambil
setelah dipecat, memang menjadi hilang filosofinya. Apakah dikembalikan (aturannya) ke
undang-undang sebelumnya, itu mungkin juga masih perlu diskusi untuk lebih lanjut," kata Elly.
171