Page 201 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 DESEMBER 2021
P. 201

Dalam  video  yang  diunggah  oleh  akun  Instagram  @fakta.indo  tersebut  para  buruh  yang
              melakukan aksi unjuk rasa nekat masuk ke ruangan gubernur.
              Mereka tampak bergantian duduk di kursi milik gubernur tersebut sambil melakukan selfie.

              Dalam keterangan yang dituliskan, aksi yang dilakukan para buruh itu karena tidak puas dengan
              penetapan upah 2022.

              " Puluhan buruh menduduki Kantor Gubernur Banten Wahidin Halim (WH). Aksi masuk ke dalam
              Kantor Gubernur Banten itu sebagai bentuk kekecewaan atas tuntutan revisi Upah Minimum
              Kabupaten/Kota (UMK) 2022 dan dinaikan 5,4 persen tidak ditanggapi," tulisnya.

              Sementara itu dikutip dari Temp o, Gubernur Banten Wahidin Halim membenarkan aksi tersebut.
              Kejadian itu terjadi pada Rabu, 22 Desember 2021.

              Wahidin  saat  itu  sedang  tak  berada  di  kantornya.  Oleh  karena  itu  ia  menyesalkan  tindakan
              tersebut.

              "Saya sangat menyesalkan tindakan anarkisme dan ketidaksantunan unjuk rasa buruh," kata
              Wahidin.

              Gubernur  Wahidin  meminta  agar  polisi  bertindak  tegas  terhadap  para  pendemo  yang  telah
              berbuat anarkistis dan merusak fasilitas pemerintah.
              "Saya meminta agar aparat kepolisian dapat bertindak tegas terhadap oknum pendemo yang
              telah anarkis dan merusak fasilitas pemerintah," kata Wahidin.

              Perihal tuntutan para buruh yang mendesak Gubernur Banten merevisi UMP dan UMK sebesar
              5,4 persen, Wahidin mengatakan, tak akan memenuhinya.

              Sebelumnya Wahidin telah menetapkan UMP Banten sebesar Rp 2.501.203. Besaran UMP tahun
              2022 ini naik 1,63 persen atau sebesar Rp 40.206,57 dibanding besaran UMP tahun 2021 yang
              mencapai Rp 2.460.996,54.

              Begitu pula dengan UMK yang ditetapkan di rentang 0,52 persen hingga 1,17 persen di seluruh
              wilayah kabupaten dan kota.
              Menurut  Wahidin,  dasar  penetapan  UMP dan  UMK  sudah  sesuai  ketentuan  dan  aturan  yang
              tertuang dalam undang-undang nomor 11 tahun 2021 dan PP nomor 36 tahun 2021 tentang
              pengupahan.

              Oleh karenanya Wahidin tidak akan merevisi UMP dan UMK di Banten selama tidak ada instruksi
              aturan dari pemerintah pusat.

              "Saya patuh terhadap aturan yang berlaku, dan tidak akan merevisi keputusan selama tidak ada
              arahan dari pemerintah pusat, dan sampai saat ini tidak ada arahan revisi dari pemerintah pusat,"
              kata Wahidin.














                                                           200
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206