Page 160 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JULI 2020
P. 160
Ringkasan
Imigrasi Sibolga memberikan penjelasan terkait empat orang Tenaga Kerja Asing (TKA) asal
China yang sudah tinggal selama tiga bulan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Menurut Kepala Imigrasi Kelas II TPI Sibolga, Bambang Tri Cahyono melalui Kepala Seksi
Intelijen dan Penindakan, Anton Purnomo Hadi yang dikonfirmasi Kamis (9/7/2020),
menjelaskan, bahwa keberadaan empat TKA asal China itu di Tapteng karena menunggu jadwal
keberangkatan mereka sekaligus membawa alat berat yang mereka gunakan sewaktu bekerja
di Mandailing Natal. Dan pihak perusahaan sudah melaporkan hal itu ke Imigrasi Sibolga, dan
sudah dilakukan pemeriksaan oleh Imigrasi pada April lalu.
EMPAT TKA ASAL CHINA TINGGAL DI TAPTENG, INI PENJELASAN IMIGRASI
Tapanuli Tengah - Imigrasi Sibolga memberikan penjelasan terkait empat orang Tenaga Kerja
Asing (TKA) asal China yang sudah tinggal selama tiga bulan di Kabupaten Tapanuli Tengah,
Sumatera Utara.
Menurut Kepala Imigrasi Kelas II TPI Sibolga, Bambang Tri Cahyono melalui Kepala Seksi
Intelijen dan Penindakan, Anton Purnomo Hadi yang dikonfirmasi Kamis (9/7/2020),
menjelaskan, bahwa keberadaan empat TKA asal China itu di Tapteng karena menunggu jadwal
keberangkatan mereka sekaligus membawa alat berat yang mereka gunakan sewaktu bekerja
di Mandailing Natal. Dan pihak perusahaan sudah melaporkan hal itu ke Imigrasi Sibolga, dan
sudah dilakukan pemeriksaan oleh Imigrasi pada April lalu.
"Keempat TKA asal China itu adalah pekerja di Perusahaan Guard Wall Driling Company (GWDC)
yang menjadi kontraktor pengeboran di PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di
Kabupaten Mandailing Natal (Madina)," terang Anton.
"Proyek mereka sudah selesai pada April lalu di Madina, namun ketika mau pulang ke Jakarta,
mereka terkendala dengan pengangkutan alat-alat berat mereka ditambah kondisi COVID-19.
Sehingga mereka dan alat-alat beratnya digeser ke Tapteng, tepatnya di Jalan Abdul Rajab
Simatupang, Lingkungan IV, Kelurahan Sibuluan Raya, Kecamatan Pandan, menunggu jadwal
pemberangkatan bulan Agustus ini lewat Pelabuhan Sibolga dengan tujuan Surabaya, karena
ada proyek mereka di Surabaya," terang Anton menambahkan.
Disebutkan Anton, awalnya ada delapan orang TKA asal China yang tinggal di mess yang ada
di Sibuluan. Namu empat orang sudah berangkat lebih dulu ke Jakarta, lalu pulang ke
negaranya.
"Awalnya mereka ada delapan orang di lokasi itu. Mereka buat mess di sana menggunakan
kontainer. Tapi empat orang sudah kembali ke China, sementara empat orang lagi menjaga
alat-alat mereka menunggu jadwal pemberangkatan," bebernya, seraya menambahkan bahwa
Imigrasi Sibolga sudah dua kali turun ke lokasi.
Sementara itu berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan Imigrasi Sibolga, keempat TKA
asal China itu memiliki izin tinggal terbatas (KITAS) yang sudah habis masa berlakunya.
"Izin tinggal mereka berlaku sampai Juni 2020. Akan tetapi di masa pandemi ini ada kebijakan
dari Menkumham tentang penghapusan biaya denda sesuai Peraturan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk
Wilayah Negara Republik Indonesia. Di mana pada pasal 5 ayat 1 disebutkan, Orang Asing
pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Tetap yang telah berakhir dan/atau tidak
159