Page 96 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 SEPTEMBER 2019
P. 96
banyak pekerjaan baru muncul dan pemanfaatan teknologi dan inovasi canggih
yang semakin meluas sehingga penggunaan tenaga manusia akan berkurang.
Dia menuturkan salah satu sektor yang terdampak digitalisasi adalah pertambangan
dan industri otomotif, di mana saat ini mobil listrik terus dikembangkan.
"Umpamanya di sektor pertambangan di mana tambang tutup terjadi PHK, kita
perlu juga menyusun program pelatihan untuk mereka agar punya 'skill' sehingga
bisa masuk ke kerja-kerja baru yang tumbuh," ujarnya.
Indonesia saat ini memiliki 136,18 juta angkatan kerja yang terdiri atas 129,36 juta
atau 94,99 persen bekerja dan 6,82 juta atau 5,01 persen penganggur.
Dari total angkatan kerja tersebut, 58 persen angkatan kerja Indonesia merupakan
lulusan SD dan SMP, 63 persen merupakan "job missmatch", 57 persen merupakan
pekerja nonformal, dan 2,24 juta tenaga kerja baru setiap tahun.
Menurut Bambang, Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang berperan
penting dalam menentukan arah pembangunan ke depan.
"Kalau mereka tidak memiliki 'skill', mereka akan menjadi beban negara bukan
bonus demografi tapi bencana demografi," tuturnya.
Dia menuturkan bonus demografi tidak serta merta menguntungkan Indonesia.
Oleh karena itu, perlu kebijakan dan program pemerintah untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, terutama bidang kesehatan dan pendidikan.
Untuk itu, pemerintah terus fokus pada penguatan upaya peningkatan kualitas
hidup dan kesehatan anak-anak, pendidikan, dan peningkatan keterampilan SDM.
"Tantangan untuk menciptakan bonus demografi adalah kesehatan, pendidikan,
dan keterampilan, dan iklim ketenagakerjaan," ujarnya.
Pewarta: Martha Herlinawati S Editor: M. Hari Atmoko COPYRIGHT (c)2019 .
Page 95 of 135.