Page 115 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 Agustus 2019
P. 115

Title          TPDI: DUA PERUSAHAAN DI KALIMANTAN DIDUGA ABAIKAN HAK PARA KARYAWAN
               Media Name     jpnn.com
               Pub. Date      16 Agustus 2019
                              https://www.jpnn.com/news/tpdi-dua-perusahaan-di-kalimantan-diduga-aba ikan-hak-
               Page/URL
                              para-karyawan
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Negative








               Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) geram dengan sikap dua Perusahaan
               Kelapa Sawit di Desa Bay, Kecamatan Karangan, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi
               Kalimantan Timur. Kedua perusahaan itu adalah Multi Pacific International -Ba'ay
               Estate (MPI) dan PT Wahana Tritunggal Cemerlang (WTC).

               Koordinator TPDI, Petrus Selestinus menilai kedua perusahaan tersebut telah
               mengabaikan hak-hak dasar para karyawannya sebagaimana yang telah diatur
               dalam Undang-Undang (UU) Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 pasal 82 ayat
               1. Pasalnya, kata Petrus, kedua perusahan itu tidak sepenuhnya membayar hak para
               karyawannya.

               "Perusahaan-perusahaan tersebut telah mengabaikan hak-hak dasar para
               karyawan," ujar Petrus kepada wartawan di Jakarta, Jumat (16/8/2019).

               Menurut Petrus, status kerja para karyawan tersebut juga tidak jelas. Padahal, kata
               Petrus, para karyawan tersebut ada yang sudah bekerja selama dua hingga delapan
               tahun. Dikatakan Petrus, status kerja yang dimaksud adalah perjanjian kerja
               bersama sebagai landasan dan acuan dalam mengatur hubungan hukum antara
               Karyawan dengan Perusahaan tersebut.

               "Status kerja tidak jelas. Padahal sudah kerja lebih dari 2 tahun sampai dengan 8
               tahun. Karena tidak ada perjanjian kerja, tidak ada serikat buruh dan tidak ada
               peraturan perusahaan," tegasnya.

               Petrus mengatakan, pihaknya mencatat 13 orang karyawati dalam perusahan
               tersebut yang diabaikan haknya. "Cuti hamil tidak diberikan sampai ada korban
               meninggal. Lalu lembur tidak dibayar," katanya.

               Mirisnya lagi kata Petrus, pihak perusahan tidak menyediakan alat bantu kerja.
               Mereka disuruh untuk membeli sendiri. "Gaji sering terlambat dibayar, dan tidak
               penuh serta tidak ada THR (tunjangan hari raya)," katanya.

               Untuk itu kata Petrus, perusahan tersebut telah mengabaikan dan melanggar
               ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 pasal 114. Serta
               melanggar Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 pasal 55 tentang BPJS.





                                                      Page 114 of 171.
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120