Page 114 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 APRIL 2021
P. 114

Apabila  perusahaan  melanggar  aturan  yang  telah  ditetapkan  maka  sejumlah  sanksi  akan
              diberikan.
              Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 6 Tahun 2016, terdapat beberapa sanksi
              yang akan diberikan kepada pelanggaran pembayaran THR keagamaan.

              Pasal 10 ayat (1) menyebutkan, pengusaha yang terlambat membayar THR Keagamaan kepada
              Pekerja/Buruh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) dikenai denda sebesar 5% (lima
              persen) dari total THR Keagamaan yang harus dibayar sejak berakhirnya batas waktu kewajiban
              Pengusaha untuk membayar.

              Kemudian di ayat (2) disebutkan, pengenaan denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
              menghilangkan kewajibanPengusaha untuk tetap membayar THR Keagamaan kepada Pekerja/
              Buruh.

              (3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola dan dipergunakan untuk kesejahteraan
              Pekerja/Buruh yang diatur dalam peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

              Selanjutnya di Pasal 11 ayat (1) disebutkan, pengusaha yang tidak membayar THR Keagamaan
              kepada Pekerja/Buruh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dikenai sanksi administratif.

              Pada ayat 2 disebutkan, sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
              ketentuan peraturan perundang-undangan.

              Pada  akun  instagram  terverifikasinya,  Kemenaker  menjelaskan  saksi  administratif  bagi
              perusahaan  tidak  membayar  THR  yakni  teguran  tertulis,  pembatasan  kegiatan  usaha,
              penghentian sementara sebagian atau  seluruh alat produksi dan pembekuan kegiatan usaha
              Cara  Menghitung  Aturan  dan  jadwal  pencairan  THR  Idul  Fitri  2021  ini  tertuang  dalam  Surat
              Edaran Nomor M/6/HK.04/IV/2021.
              Surat Edaran itu dikeluarkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) tertanggal 12 April
              2021. Dalam surat edaran itu, dijelaskan aturan, rumus cara menghitung pemberian THR dan
              syarat pekerja yang berhak dapat THR.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, pada 2021, THR wajib dibayarkan penuh
              kepada pekerja dan buruh. Pada 2020, pengusaha diberi kelonggaran pemberian THR dengan
              alasan kelangsungan usaha. Menurut Ida, kini ekonomi sudah lebih membaik, maka THR wajib
              dibayar penuh.
              "THR keagamaan adalah merupakan pendapatan non-upah yang wajib dibayarkan pengusaha,
              kepada pekerja atau buruh paling lama tujuh hari sebelum Hari Raya keagamaan tersebut," kata
              Ida dalam konferensi pers virtual, di YouTube Kemenaker RI, Senin (12/4/2021).

              Pekerja  lebih  dari  12  bulan  Dengan  memanfaatkan  momentum  bulan  Ramadhan  2021,
              Kemenaker mewajibkan pengusaha untuk memberi THR penuh.

              THR  keagamaan  diberikan  kepada  pekerja/buruh  yang  mempunyai  hubungan  kerja  dengan
              pengusaha  berdasarkan  perjanjian  kerja  waktu  tidak  tertentu  atau  perjanjian  kerja  waktu
              tertentu (kontrak). Pekerja upah bulanan Bagi pekerja/buruh yang memiliki masa kerja 12 bulan
              secara terus menerus atau lebih, maka THR diberikan sebesar 1 bulan upah.

              Pekerja  upah  harian  THR  juga  wajib  diberikan  kepada  bagi  pekerja/buruh  yang  bekerja
              berdasarkan perjanjian kerja harian yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih. THR
              upah 1 bulan pekerja harian dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima selama 12 bulan
              terakhir sebelum hari raya keagamaan.



                                                           113
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119