Page 116 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JULI 2020
P. 116

"Sebagian  besar  mereka  yang  sudah  kembali  bekerja  di  sektor pariwisata  seperti  hotel  dan
              obyek wisata yang tercatat baru 1.000 orang. Selama pandemi lebih dari 12.000 orang buruh
              dan karyawan dirumahkan karena operasional hotel, rumah makan, pabrik dan pusat keramaian
              dihentikan,"  kata  Kepala  Bidang  Hubungan  Industrial  dan  Jamsostek  Disnakertrans  Cianjur,
              Aries Heriansah, Senin.

              Pihaknya menilai masih dirumahkannya belasan ribu buruh dan karyawan tersebut karena bulan
              Juli diprediksi sebagai puncaknya penyebaran virus Corona, sehingga perusahaan tidak ingin
              mengambil  risiko,  terlebih  untuk  sejumlah  pabrik  masih  minimnya  bahan  baku  impor  yang
              masuk karena batasan dari sejumlah negara termasuk Indonesia.

              Meskipun belum mendapat kepastian kapan belasan ribu buruh dan karyawan tersebut akan
              kembali dipekerjakan, pihaknya telah melayangkan surat ke perusahaan yang ada di Cianjur,
              agar melaporkan kepastian apakah akan kembali dipekerjakan atau ada pemutusan hubungan
              kerja, sebagai upaya pendataan yang akan dilaporkan ke provinsi dan pusat.

              "Tapi hingga saat ini, hanya beberapa perusahaan kecil yang terpaksa melakukan PHK karena
              berbagai  alasan seperti tidak  ada bahan  baku  dan  kontrak  kerja  yang  sudah  habis.  Selama
              dirumahkan ada yang mendapat jaminan dari perusahaan dan tidak. Untuk sektor pariwisata
              sebagian besar mendapat jaminan dari pihak manajemen," katanya.

              Sedangkan terkait seribuan buruh dan karyawan yang sudah dipekerjakan kembali, pihaknya
              masih  menunggu  laporan  resmi  dari  pihak  perusahaan  dan  manajemen  karena  saat  ini
              pendataan dilakukan berdasarkan kunjungan pihak dinas beberapa waktu lalu ke sejumlah hotel
              dan obyek wisata yang sudah kembali dibuka. "Untuk pabrik kami belum mendapat laporan
              apakah sudah kembali beroperasi normal atau belum, sehingga kami melayangkan surat yang
              harus diisi pihak perusahaan sebagai upaya mendata secara pasti. Harapan kami laporan sudah
              diterima satu pekan ke depan," katanya.









































                                                           115
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121