Page 123 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JULI 2020
P. 123

Ringkasan

              Konfederasi  Serikat Buruh  Internasional (  International Trade Union Confederation  /ITUC)
              Asia Pasifik meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghentikan pembahasan RUU  Omnibus
              Law  Cipta Kerja (Ciptaker).
              Pasalnya, pembahasan  omnibus law  tersebut dinilai bertentangan dengan Konvensi ILO nomor
              68 tahun 1998 yang telah diratifikasi Indonesia

              SERIKAT BURUH MINTA JOKOWI HENTIKAN PEMBAHASAN RUU CIPTAKER

              Jakarta -  Konfederasi  Serikat Buruh  Internasional (  International Trade Union Confederation
              /ITUC) Asia Pasifik meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghentikan pembahasan RUU
              Omnibus Law  Cipta Kerja (Ciptaker).

              Pasalnya, pembahasan  omnibus law  tersebut dinilai bertentangan dengan Konvensi ILO nomor
              68 tahun 1998 yang telah diratifikasi Indonesia.

              General  Secertary  ITUC  Sharan  Burrow  menuntut  pemerintah  untuk  mematuhi  kewajiban
              internasionalnya sebelum membahas lebih jauh RUU Ciptaker.

              Pemerintah diminta memastikan bahwa tim perumus harus representatif dan mewakili berbagai
              kepentingan di mana organisasi yang tergabung di dalamnya tidak boleh dibatasi antara satu
              dengan yang lain.

              Di samping itu, menurut ITUC, pemerintah juga harus mempertimbangkan pendapat para mitra
              kerja dalam tim pembahasan dengan itikad baik, termasuk KSPI.

              "Dalam hal ini, sangat penting untuk memastikan pandangan. Harusnya KSPI Indonesia sebagai
              salah satu organisasi serikat pekerja terbesar di Indonesia  diperhitungkan oleh pemerintah
              sebelum  membuat  keputusan,"  ujar  Burrow  dalam  keterangan  resmi  yang  diterima
              CNNIndonesia.com  Senin (20/7).

              Secara umum, jelas Sharan, ada enam masalah yang disorot ITUC dalam pembahasan RUU
              Ciptaker.
              Pertama  , rancangan beleid tersebut dianggap akan mengarah pada fleksibilitas tenaga kerja
              yang lebih besar dan rendahnya kesejahteraan pekerja secara signifikan.

              "Selanjutnya,  ruu  itu  juga  gagal  dan  tak  sejalan  dengan  Konvensi  ILO  98  tentang  Hak
              Berorganisasi dan Berserikat," sambungnya.

              RUU Ciptaker menurut ITUC juga menyalahi prinsip tripartit dan norma-norma dalam dialog
              sosial  yang  mengedepankan  kesetaraan,  kebebasan  berpendapat,  dan  saling  percaya  untuk
              mengambil keputusan bersama secara musyawarah dan mufakat.

              Prinsip  mengenai  kesamaan  remunerasi  dan  pengupahan  bagi  pekerja  laki-laki  dan  pekerja
              perempuan  meminta  semua  negara  untuk  menjamin  pelaksanaan  prinsip  pengupahan  yang
              sama untuk pekerjaan yang sama nilainya tercantum dalam Konvensi ILO 100.

              Sedangkan     konsultasi   tripartit   untuk   meningkatkan   pelaksanaan    standar-standar
              ketenagakerjaan internasional yang terdapat dalam konvensi ILO 144 juga dilangkahi dalam
              pembahasan RUU Ciptaker.



                                                           122
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128