Page 30 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JULI 2020
P. 30
median, pembersihan patok, pembersihan rambu, pengendalian tanaman atau rumput,
pembersihan drainase jembatan, serta pengecatan pada jembatan dengan waktu pelaksanaan
365 hari kalender sejak mulai kontrak 19 Maret 2020.
"Pelaksanaan pekerjaan-nya tetap menjaga protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-
19, menjaga keselamatan dan kesehatan kerja serta menggunakan produksi dalam negeri," kata
Menhub dalam pernyataan resminya, Senin (20/7).
Adapun anggaran program padat karya tunai pemeliharaan rutin sebesar Rp 52,7 miliar dengan
jumlah tenaga kerja setiap hari sebanyak 35 orang atau 3.248 hari orang kerja (HOK). Progres
fisik hingga pertengahan Juli 2020 mencapai 40,7%. Sementara pemeliharaan jembatan
dianggarkan Rp 205juta dengan tenaga kerja 15 orang per hari atau 914 HOK dengan progres
fisik mencapai 42,8%.
Lebih jauh, peningkatan kualitas jalan nasional Nagreg-Rajapolah memiliki arti penting karena
akan memperlancar konektivi-tas di Jalur Selatan Pulau Jawa sehingga diharapkan mengurangi
kesenjangan dengan wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa yang lebih maju. Selain itu juga
menjadi jalur wisata untuk memudahkan wisatawan menuju objek wisata di wilayah selatan
Pulau Jawa.
Jalan Nagreg-Rajapolah juga sebagai jalur logistik untuk mendukung kelancaran produksi dan
distribusi barang kebutuhan pokok dan obat-obatan atau alat kesehatan, serta layanan
kesehatan/kendaraan medis dalam rangka penanganan pencegahan penyebaran Covid-19.
Sementara itu, Kementerian PUPR terus melaksanakan program padat karya tunai/PKT untuk
mendukung mitigasi dampak sosial ekonomi akibat Covid-19.
"Di bidang jalan dan jembatan, pada 2020 dilaksanakan PKT berupa pemeliharaan rutin jalan di
501 lokasi dengan anggaran Rp 738 miliar dan pemeliharaan jembatan di 311 lokasi dengan
anggaran Rp 162 miliar," kata Menteri Basuki.
Program PKT dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan
masyarakat/warga setempat sebagai pelaku, khususnya infrastruktur berskala kecil atau
pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi. Tujuannya adalah untuk membuka
lapangan pekerjaan dan menjaga daya beli masyarakat dengan mendistribusikan dana hingga
ke desa-desa/pelosok, (mwd)
29