Page 52 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JULI 2020
P. 52
EKONOM: INDONESIA TERANCAM RESESI, PHK BAKAL MENINGKAT
JAKARTA . Kondisi perekonomian global semakin melemah akibat pandemi Covid-19. Sebagian
besar negara maju dan berkembang berpotensi mengalami resesi pada perekonomiannya, pun
demikian halnya dengan Indonesia.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, perekonomian Indonesia sudah
menunjukkan pelemahan. Ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 sebesar
2,97%, melambah dari periode sama di tahun lalu yang tercatat 5,05%.
"Ini mengindikasikan bahwa produktivitas perekonomian baik dari sisi permintaan dan produksi
mengalami penurunan," ungkapnya kepada Kompas.com, Senin (20/7/2020).
Penurunan aktivitas ekonomi nasional berdampak langsung pada pemutusan hubungan kerja
(PHK) yang dilakukan oleh sebagian besar sektor usaha. Termasuk pada sektor ekonomi non-
formal akibat kebijakan PSBB di berbagai daerah di Indonesia. PHK di sektor formal yang
dilakukan oleh perusahaan, bersamaan dengan pekerja non-formal yang menurun tajam
produktivitasnya, pada akhirnya mendorong penurunan pendapatan masyarakat yang kemudian
berdampak pada penurunan pengeluaran konsumsi rumah tangga.
"Sebagian besar pekerja non-formal juga terdampak dengan penurunan pengeluaran konsumsi,
dan bahkan turun kelas dari sebelumnya masyarakat berpenghasilan menengah menjadi
penduduk rentan miskin, bahkan turun kelas menjadi masyarakat pra sejahtera," jelasnya.
Oleh sebab itu, perlambatan ekonomi domestik yang cukup signifikan, membuat Indonesia
berpotensi mengalami resesi yakni ketika pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-
turut negatif. Pemerintah sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 akan
kontraksi dikisaran minus 3,5% hingga minus 5,1%, dengan titik tengah di minus 4,3%.
Pada kuartal III-2020 diharapkan ekonomi Indonesia kian membaik, meski tetap berpotensi
tumbuh negatif, yakni dikisaran minus 1 persen hingga positif 1,2%.
"(Resesi) diperkirakan akan berdampak secara riil pada masyarakat dalam hal penurunan
pengeluaran konsumsi masyarakat, sehingga mendorong potensi penambahan penduduk
rentan miskin dan miskin," ungkapnya.
Senada, rirektur Riset Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah
mengatakan, perekonomian dalam negeri tengah mengalami kontraksi dan ini sudah terlihat
sejak kuartal II-2020 dan diperkirakan berlanjut ke kuartal III-2020.
Imbasnya, kini banyak terjadi PHK sehingga meningkatkan jumlah pengangguran dan
kemiskinan. Piter bilang, konsekuensi ini tidak bisa dicegah selama wabah masih berlangsung.
"Yang bisa dilakukan adalah mengurangi dampak sosialnya dengan menyalurkan bantuan
sosial," kata dia.
Menurutnya, pemerintah hanya bisa menahan agar kontraksi ekonomi tidak semakin dalam, hal
itu dilakukan dengan memberikan stimulus bagi dunia usaha dan bansos bagi masyarakat
melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). "Juga melalui pelonggaran PSBB (agar
ekonomi kembali bergerak)," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Terancam Resesi, PHK dan
Kemiskinan Bakal Meningkat" Penulis : Yohana Artha Uly Editor : Sakina Rakhma Diah
Setiawan.
51