Page 30 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 SEPTEMBER 2021
P. 30

Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar, Minggu (19/9/2021), berpendapat, Badan
              Perencanaan  Pembangunan  Nasional  sebenarnya  sudah  sejak  lama  menyusun  desain  sistem
              perlindungan sosial, termasuk skema PBI bagi program Jamsostek. Pasal 14 Undang-Undang No
              40/2004  tentang  Sistem  Jaminan  Sosial  Nasional  pun  mengatur,  pemerintah  harus  bertahap
              mendaftarkan masyarakat penerima bantuan iuran sebagai peserta BPJS, bukan hanya untuk
              jaminan kesehatan, melainkan juga jaminan ketenagakerjaan.

              Namun,  realisasinya  menghadapi  kendala,  seperti  masalah  pendataan  Data  Terpadu
              Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan PBI oleh Kementerian Sosial. "Sebelum Covid-19, pemerintah
              berjanji PBI Jamsostek akan dijalankan bertahap mulai Januari 2021," ujarnya.

              Ia berharap, proses pendataan dan pembenahan regulasi terkait PBI Jamsostek bisa rampung
              awal tahun 2022 seiring mulai berlakunya program Jaminan Kehilangan Pekeijaan (JKP) untuk
              pekeija  formal  yang  terkena  pemutusan  hubungan  kerja.  Manfaat  Jamsostek  bagi  pekeija
              informal harus dioptimalkan sebagaimana bagi pekerja formal.

              Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mendorong agar pemerintah daerah lebih
              aktif memperluas kepesertaan BP Jamsostek dari sektor informal. Per 31 Desember 2020, jumlah
              peserta bukan penerima upah atau pekeija informal di BP Jamsostek adalah 2,49 juta orang.

              Menurut Ida, dengan membayar iuran program Rp 16.800 per bulan, pekerja akan mendapat
              jaminan kecelakaan keija yang manfaatnya berupa pengobatan tanpa batas biaya dan jaminan
              kematian yang manfaatnya akan diterima ahli waris dalam bentuk santunan tunai jika peserta
              meninggal.

              "Kalau  ada  yang  meninggal,  pendidikan  anaknya  ditanggung  sampai  perguruan  tinggi,  tidak
              hanya satu anak, tetapi dua anak. Itu salah satu cara melahirkan generasi baru yang masa
              depannya kita pikirkan dari sekarang," ujarnya. (AGE)











































                                                           29
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35