Page 225 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 JANUARI 2022
P. 225

STRATEGI KEMNAKER DORONG KEPATUHAN PERUSAHAAN TERAPKAN STANDAR
              UPAH MINIMUM 2022
              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  memastikan  bakal  terus  berupaya  meningkatkan
              kepatuhan perusahaan seiring ditetapkannya standar upah minimum tahun 2022.

              Sekjen  Kemnaker  Anwar  Sanusi  mengatakan,  pihaknya  memiliki  empat  langkah  untuk
              meningkatkan kepatuhan perusahaan guna memastikan penerapan upah minimun dan struktur
              skala upah.

              Pertama,  mendorong  forum-forum  dialog  dengan  perusahaan  untuk  memastikan
              implementasinya. Lewat dialog diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para pelaku usaha
              terhadap pentingnya penerapan upah minimum.

              "Jadi  mereka  saling  memahami,  dan  kalau  seandainya  jelas  komunikasinya,  kita  akan
              mengurangi distorsi informasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/1/2022).

              Kedua,  menyelenggarakan  sosialisasi  struktur  skala  upah  kepada  stakeholders,  baik  secara
              daring maupun luring, yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya
              struktur dan skala upah.

              "Sosialisasi ini diharapkan memunculkan kesadaran bagi perusahaan untuk menerapkannya, "
              imbuhnya.

              Ketiga, mengadakan bimbingan teknis penyusunan struktur dan skala upah bagi manajer HRD
              di perusahaan.

              Serta keempat, menurunkan pengawasan ketenagakerjaan untuk memastikan upah minimum
              diterapkan bagi pekerja dengan masa kurang dari 1 tahun. Sekaligus memastikan untuk disusun,
              diimplementasikan, dan disosialisasikannya struktur dan skala upah di perusahaan.

              "Di Kemnaker ada mediator dan pengawas. Kita akan turunkan pengawas di bagian akhir saja,
              manakala ada potensi ketidakpatuhan terhadap aturan tentang ketenagakerjaan," jelas Anwar.

              Ia mengungkapkan, berdasarkan data Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (WLKP) per
              30  November  2021,  total  perusahaan  yang  terdaftar  sebanyak  270.768  perusahaan  dengan
              jumlah pekerja/buruh sebanyak 7.698.168 orang.
              Adapun dari jumlah perusahaan itu, yang telah memiliki struktur dan skala upah sebesar 19
              persen atau sebanyak 51.862 perusahaan dengan jumlah pekerja/buruh sekitar 78 persen atau
              sebanyak 6.022.217 orang.

              Sedangkan  yang  belum  memiliki  struktur  dan  skala  upah  sekitar  12  persen  atau  33.304
              perusahaan dengan jumlah pekerja/buruh sekitar 18 persen atau sebanyak 1.404.753 orang.

              "Sedangkan perusahaan yang tidak menginput sudah/belum memiliki struktur dan skala upah
              sebesar 69 persen atau sebanyak 185.602 perusahaan dengan jumlah pekerja/buruh sebesar 4
              persen atau sebanyak 271.198 orang," pungkas Anwar.












                                                           224
   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230