Page 428 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 JANUARI 2022
P. 428

Said  menegaskan,  pihaknya  bersama  para  elemen  buruh  yang  lain  mengancam  akan
              mengkampanyekan untuk tidak memilih partai politik pendukung UU Omnibus Law Cipta Kerja.
              Terutama yang tetap memasukan kluster ketenagakerjaan.

              "KSPI bersama serikat-serikat buruh yang lain akan mengkampanyekan, saya ulangi di outlook
              2022 KSPI dan serikat buruh lain dan buruh Indonesia akan mengkampanyekan jangan pilih
              partai politok yang mendukung omnibus law cipta kerja. Terutama yang terkait dengan klasster
              ketenagakerjaan," tuturnya.

              Ia menambahkan, DPR dan pemerintah harus sama-sama sepakat untuk mengeluarkan kluster
              ketenagakerjaan dalam UU Omnibus Law Cipta Kerja selama perbaikan sebagaimana putusan
              MK.

              "Kalau tidak (dikeluarkan kluster ketenagakerjaan), kita akan kampanyekan jangan pilih partai
              politik  yang  mendukung  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  tersebut  karena  sudah  dinyatakan
              inkonstitusional walauapun diperuntahkan kembali untuk dibahas selama 2 tahun," ungkapnya.


              Lebih lanjut, Said mengatakan, ke depan di 2022 aksi-aksi buruh akan semakin masif terjadi
              selama pembahasan revisi UU Omnibus Law Cipta Kerja dilakukan. Aksi tersebut diklaimnya akan
              semakin keras dan meluas.

              "Aksi-aksi  buruh  akan  makin  menguat  akan  meluas  makin  keras  makin  melebar  secara
              konstitusional  terukur,  terarah  oleh  karena  itu  keluarkan  kluster  ketenagakerjaan  dari  RUU
              Omnibus Law Cipta Kerja yang anda bahas," tandasnya.


              Putusan MK Sebelumnya MK memerintahkan DPR RI melakukan perbaikan UU Cipta Kerja Nomor
              11 tahun 2020 atau Omnibus Law dalam kurun waktu dua tahun. Hal itu menjadi putusan MK
              dalam judical review alias uji materi yang diajukan oleh serikat buruh.

              "Menyatakan pembentukan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (lembaga negara RI
              Tahun 2020 Nomor 245, tambahan lembaran negara RI Nomor 6573) bertentangan dengan UUD
              Negara RI 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat secara bersyarat sepanjang
              tidak dimaknai 'tidak dilakukan perbaikan dalam waktu dua tahun sejak putusan ini diucapkan,"
              kata Ketua MK Anwar Usman saat membacakan putusannya, siang tadi.

              Kendati demikian, diputuskan Undangan Undang Cipta Kerja masih tetap berlaku.


              "Masih tetap berlaku sampai dengan dilakukan perbaikan pembentukan sesuai dengan tentang
              waktu sebagaimana yang telah ditentukan dalam putusan ini," ujar Anwar.


              Namun jika dalam waktu dua tahun tidak ada perbaikan, Undang Undang Cipta Kerja menjadi
              inkonstitusional.

              "Apabila dalam tengat waktu tersebut tidak dilakukan perbaikan maka Undang Undang Nomor
              11/2020 tentang Cipta Kerja (lembaran negara RI Tahun 2020 Nomor 245, tambahan lembaran
              Negara RI Nomor 6573) menjadi inkonstitusional secara permanen," kata Anwar..






                                                           427
   423   424   425   426   427   428   429   430   431   432   433