Page 441 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 JANUARI 2022
P. 441

Seperti diketahui Anies Baswedan mengambil langkah kontroversi dengan merevisi nilai UMP
              2022  yang  berbeda  dengan  ketetapan  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker).  Airlangga
              mengatakan, sepatutnya pemerintah daerah mengikuti ketetapan dari pemerintah pusat.

              "Mengenai  UMP  sudah  ada  peraturannya  lewat  Kemenaker  yang  menerbitkan  regulasi  yang
              tentunya  ditindaklanjuti  oleh  masing-masing  kepala  daerah,"  ujar  Airlangga  dalam  Forum
              Komunikasi Media Refleksi Capaian 2021 dan Outlook Ekonomi 2022, Kamis (30/12/2021).

              Dalam Keputusan Gubernur (Kepgub) No 1.517.2021 tentang Upah Minimum Provinsi (UMP)
              Jakarta 2022, Anies menetapkan UMP tahun depan sebesar Rp 4.641.854 per bulan atau naik
              5,1% dibandingkan tahun ini. Anies pun menegaskan dunia usaha dilarang membayar upah yang
              lebih rendah dari itu.

              Kondisi ini membuat riuh daerah-daerah lain. Kelompok buruh ikut mendesak pemerintah daerah
              setempat untuk kembali merevisi UMP dengan menaikkan lebih tinggi. Kemnaker sejak awal
              menegaskan bahwa UMP 2022 mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021
              yang jadi aturan turunan UU Cipta Kerja. Pihaknya meminta semua kepala daerah mematuhinya.


              "Sikap Kemnaker adalah penetapan upah minimum harus tetap mengacu pada PP Nomor 36
              Tahun 2021 tentang Pengupahan, karena itu telah berdasarkan kesepakatan unsur pemerintah,
              pengusaha,  dan  pekerja/buruh,"  kata  Kepala  Biro  Humas  Kemnaker,  Chairul  Fadly  Harahap,
              dikutip Kamis (30/12/2021).

              Chairul mengingatkan bahwa penetapan upah seperti yang dilakukan Anies Baswedan dapat
              menimbulkan polemik di masyarakat karena tidak berdasarkan ketentuan bersama. Untuk itu,
              pihaknya akan hadir dengan mengedepankan pembinaan.


              "Penetapan upah yang tidak berdasarkan ketentuan yang berlaku akan menimbulkan polemik di
              masyarakat, seperti yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta. Kemnaker siap hadir untuk memfasilitasi
              jika  ada  perbedaan  pandangan  termasuk  kenaikan  upah  minimum  di  DKI,  karena  unsur
              pembinaannya yang kita kedepankan," tegasnya.

              Kemnaker disebut telah berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kepala
              Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) se-Indonesia, serta Pengawas Ketenagakerjaan untuk mengawal
              pelaksanaan pengupahan berdasarkan PP Nomor 36 Tahun 2021.
























                                                           440
   436   437   438   439   440   441   442   443   444   445   446