Page 94 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 JANUARI 2022
P. 94

"Terhadap Gubernur yang menetapkan UMP tahun 2022 tidak sesuai dengan formula PP Nomor
              36  Tahun  2021,  Menaker  telah  menyurati  masing-masing  Gubernur  dimaksud  agar
              menyesuaikan  penetapan  upah  minimum  tahun  2022  dengan  ketentuan  peraturan
              perundangan-undangan  yang  berlaku,"  ungkap  Indah  Anggoro  Putri  Direktur  Jenderal
              Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kemenaker, dalam keterangannya, Sabtu
              (1/1/2022).

              Dijelaskan Indah Anggoro Putri, berdasarkan hasil monitoring Kemenaker pada 31 Desember
              2021,  dari  34  Provinsi  yang  telah  menetapkan  UMP  tahun  2022,  terdapat  29  Provinsi  yang
              menetapkan UMP sesuai formula PP Nomor 36 Tahun 2021. Selain itu, terdapat 27 Provinsi yang
              memiliki UMK di 252 Kabupaten/Kota.

              "Dari  jumlah  tersebut,  sebanyak  236  UMK  telah  ditetapkan  sesuai  PP  Nomor  36  Tahun
              2021,"terangnya.

              Dia menjelaskan PP Nomor 36 Tahun 2021 merupakan aturan turunan dari UU Nomor 11 Tahun
              2020 tentang Cipta Kerja, yang mengamanatkan penetapan upah minimum merupakan bagian
              dari Program Strategis Nasional.

              "Sesuai Pasal 4 PP Nomor 36 Tahun 2021, Pemerintah Daerah (Pemda) dalam melaksanakan
              kebijakan pengupahan wajib berpedoman pada kebijakan Pemerintah Pusat," katanya.
              Menanggapi hal itu, Juru Bicara (Jubir) Gubernur Banten, Ujang Giri mengatakan, sudah menjadi
              keharusan bagi Gubernur mematuhi aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, termasuk
              peraturan mengenai formulasi pengupahan. Dikatakan pria yang akrab disapa Ugi ini, sudah jelas
              bahwa formulasi pengupahan itu diatur melalui PP Nomor 36 Tahun 2021.

              "Gubernur Banten patuh dan taat pada aturan pengupahan sesuai dengan PP Nomor 36 Tahun
              2021," kata Jubir.

              Diketahui bahwa Kepala Daerah dapat dijerat sanksi jika tidak menjalankan Program Strategis
              Nasional.  Berkait  pengupahan,  itu  merupakan  bagian  dari  Program  Strategis  Nasional  yang
              masuk dalam UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

              Dalam UU 23 Tahun 2014 tentang Pemda, pada Pasal 68 memang diatur sanksi untuk Kepala
              Daerah  maupun  Wakil  Kepala  Daerah  yang  tidak  melaksanakan  Program  Strategis  Nasional
              sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf f.

              Pada Pasal 68 ayat 1, dapat dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis oleh Menteri
              untuk Gubernur dan/atau Wakil Gubernur serta oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
              untuk Bupati dan/atau Wakil Bupati atau Walikota dan/atau Wakil Walikota.

              Kemudian dalam ayat 2, ketika teguran tertulis telah disampaikan 2 kali berturut-turut dan tetap
              tidak dilaksanakan, Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah diberhentikan sementara selama 3
              bulan. (Redaksi/Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi Banten)















                                                           93
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99