Page 53 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 AGUSTUS 2021
P. 53
MANUFAKTUR SIAP MELAJU KEMBALI
Industri dalam negeri yang lesu sepanjang Juli 2021 diyakini bakal segera pulih seiring dengan
penyesuaian kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM yang
dilakukan pemerintah.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (18/8), impor bahan
baku/penolong pada Juli 2021 tercatat senilai US$11,42 miliar atau turun 12,37% secara
bulanan.
Hal serupa juga terjadi untuk barang modal yang tercatat senilai US$2,07 miliar atau turun
18,58% secara bulanan.
Catatan tersebut menjadi indikasi pabrikan dalam negeri yang mengurangi kegiatan
operasionalnya. Padahal, sepanjang tahun ini impor bahan baku/penolong dan barang modal
cenderung meningkat.
Tak hanya itu, turunnya impor tersebut mengonfirmasi Purchasing Managers' Index (PMI)
manufaktur Indonesia yang kembali pada zona kontraksi pada Juli 2021 sebesar 40,1 setelah 8
bulan berturut-turut berada pada teritori ekspansi.
Kendati demikian, pelaku usaha yakin kondisi yang terjadi pada Juli 2021 diyakini akan segera
berbalik. Alasannya, telah ada penyesuaian PPKM sehingga sejumlah sektor industri dapat
beroperasi penuh.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa mengatakan dalam beberapa
bulan ke depan, jumlah pekerja di sektor pertekstilan bisa kembali mendekati 3,5 juta orang.
"Kelonggaran yang diberikan pemerintah saat ini menjadi trigger positif untuk memanggil
karyawan yang diberhentikan," ujar Jemmy kepada Bisnis, Rabu (18/8)
Menurutnya, penyerapan tenaga kerja sektor manufaktur terdampak pandemi tahun ini lebih
signifikan dibandingkan dengan 2020. Pada 2020, kata Jemmy, perusahaan di sektor manufaktur
merumahkan karyawan hingga 3 bulan. Tahun ini diprediksi hanya 1,5 bulan.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan sektor
manufaktur kemungkinan besar akan segera pulih. Hal tersebut akan menjadi angin segar bagi
roda perekonomian di dalam negeri, termasuk sektor perdagangan.
"Memang, sektor manufaktur sangat bergantung kepada restriksi. Jadi, kebijakan relaksasi
pemerintah otomatis akan kembali memulihkan sektor sektor itu, termasuk lapangan
pekerjaannya," kata Faisal.
Faktor kedua, lanjutnya, adalah kesehatan. Dia menilai pelonggaran di hulu sektor manufaktur
perlu didukung dengan langkah antisipasi, yakni vaksinasi pekerja.
Terkait dengan hal tersebut, pemerintah pun didorong untuk memprioritaskan program vaksinasi
di sektor manufaktur.
Meskipun demikian, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet
mengatakan beberapa sektor manufaktur masih akan terganggu akibat lemahnya permintaan
pasar.
"Beberapa di antaranya adalah sektor tekstil dan produk tekstil. Sektor ini tidak akan serta merta
menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang relatif besar," ujar Yusuf.
52