Page 19 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2021
P. 19
PULUHAN WNI MAU BEKERJA ILEGAL TENGGELAM DI MALAYSIA, BP2MI SELIDIKI
Unit Pelaksana Teknis Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UPT BP2MI ) Nusa
Tenggara Barat menelusuri sindikat calo yang memberangkatkan pekerja migran Indonesia
(PMI) secara ilegal sehingga menjadi korban kapal tenggelam di perairan Malaysia.
"Kami akan tindak lanjuti setelah ada informasi yang disampaikan Perwakilan Republik Indonesia
di Malaysia setelah mendalami korban yang selamat," kata Kepala UPT BP2MI NTB Abri Danar
Prabawa, di Mataram, Kamis (16/12).
Ia berharap agar para korban kapal tenggelam yang selamat bisa kooperatif memberikan
informasi. Sebab, sponsor yang memberangkatkan PMI secara ilegal tersebut diduga tidak satu
orang.
"Banyak sekali pihak yang diduga terlibat, mulai mulai dari desa, kota transit (tidak satu tempat)
sampai di kota akhir sebelum menuju Malaysia," ujarnya.
Sebelum dapat informasi tersebut, kata dia, pihaknya akan menelusuri melalui keluarga yang
diharapkan bisa memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengusut oknum calo.
"Jika informasinya sudah A1, kami meminta keluarga untuk melaporkan, sebab bukti-bukti juga
menjadi kendala untuk mengungkap sebagai dasar melakukan tindak lanjut," ucap Abri Danar.
UPT BP2MI NTB, kata dia, terus berupaya menyadarkan dan memberi pemahaman kepada
masyarakat agar tidak menjadi PMI ilegal. Upaya tersebut menjadi prioritas supaya para sindikat
tidak mudah merayu masyarakat.
Abri Danar juga berharap peran pemerintah daerah untuk lebih gencar melakukan sosialisasi
resiko menjadi PMI nonprosedural.
"Masalah sosial ekonomi memang menjadi dasar, tapi jangan biarkan mereka nekad kerja tanpa
kepastian pelindungan yang maksimal. Kerja di luar negeri harus prosedur dan berketrampilan,"
katanya.
UPT BP2MI NTB mendapat informasi dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor
Bahru, terkait kapal karam di pantai Tanjung Balau, Kota Tinggi Johor, pada Rabu (15/12), pukul
05.00 waktu setempat.
Kapal tersebut diduga membawa 50 warga negara Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak
11 orang ditemukan meninggal dunia, terdiri atas tujuh laki-laki dan empat perempuan.
Sebanyak 14 orang berhasil selamat, terdiri atas 12 laki-laki dan dua perempuan. Dari dua
perempuan yang selamat, satu orang dirawat di Hospital Kota Tinggi karena kondisi kritis. Dari
12 orang laki-laki yang selamat, polisi menduga satu di antaranya sebagai pelaku tidak
perdagangan orang (tekong).
Sementara sebanyak 25 orang belum diketahui keberadaannya.
"Informasi adanya warga NTB yang meninggal dunia maupun yang selamat masih simpang siur.
Namun, dari laporan awal, ada beberapa korban meninggal dunia berasal dari Kabupaten
Lombok Timur," kata Abri Danar. (Ant/ Antara )
18

