Page 287 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2021
P. 287

"Perahu  ini  diyakini  melakukan  perjalanan  dari  Indonesia  dan  terbalik  setelah  dihantam
              gelombang kuat," kata wakil direktur operasi maritim Johor, Kapten Simon Templer Lo Ak Tusa,
              kepada wartawan.

              Semua  penumpang  dalam  insiden  ini  adalah  migran  asal  Indonesia,  kata  MMEA.  Dalam
              pernyataannya, Konsulat Indonesia di Johor mengatakan perwakilannya sudah berada di lokasi
              untuk membantu mengidentifikasi dan mengurus jenazah korban.

              Kecelakaan  ini  merupakan  peristiwa  terbaru  dari  serangkaian  kecelakaan  di  perairan  antara
              Indonesia dan Malaysia dalam beberapa tahun terakhir.

              Berangkat ke Malaysia tanpa dokumen untuk bekerja Kebanyakan kecelakaan di laut dikarenakan
              perahu kelebihan muatan penumpang yang sedang mencari pekerjaan di pabrik atau perkebunan
              di Malaysia.

              Menurut  Anis  Hidayah  dari  Migrant  CARE,  antara  100.000  sampai  200.000  warga  Indonesia
              bepergian secara ilegal ke Malaysia setiap tahun untuk bekerja.

              Banyak dari mereka direkrut oleh kelompok sindikat perdagangan manusia dan menjadi sasaran
              eksploitasi ketika mereka tiba Malaysia.

              "Mereka melakukan perjalanan ke Malaysia dengan perahu dan ada begitu banyak kecelakaan
              karena mereka berangkat pada malam hari supaya tiba lebih awal di pagi hari," kata Anis.

              Anis menambahkan perahu juga sering berhenti sebelum mencapai daratan agar tidak terlihat
              oleh pihak otoritas, kemudian para penumpang harus berenang menuju daratan. Kapten Simon
              mendesak para migran untuk tidak melakukan perjalanan berisiko seperti itu.

              "Kami  menyarankan  orang-orang,  terutama  para  migran  yang  tidak  berdokumen.  untuk
              menggunakan rute yang ada untuk mencegah insiden seperti ini terulang," katanya.

              Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari ABC News.




































                                                           286
   282   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292