Page 31 - E-Kliping Ketenagakerjaan 17 Januari 2019
P. 31
Selain fokus ke toko di Grand Indonesia, Dimas menambahkan, pihaknya sedang
memperkuat sistem penjualan dengan konsep omni channel melalui aplikasi pesan
Whatsapp dan Line. Layanan daring itu diberi nama Central On Demand.
Dimas menjelaskan, keputusan menutup Central Neo Soho tidak dilakukan secara
instan. Perusahaan selalu menganalisis perkembangan gerai mereka per tahun.
"Karena, tren bisnis yang shifting ke sistem yang lebih cepat dan efisien itu, mulai
awal tahun 2018 kami meluncurkan layanan belanja melalui Central on Demand,"
ucapnya.
Penutupan Central Neo Soho disebut dia tak lantas mematikan langkah PT Center
Retail Indonesia untuk berekspansi. Dimas mengklaim, penambahan gerai di
Indonesia sudah masuk dalam rencana perusahaan.
Akan tetapi, kata dia, rencana itu tak akan dilakukan dalam waktu dekat. Saat ini, PT
Central hanya ingin fokus menjalankan omni channel dan pengembangan gerai
Central Grand Indonesia.
Dua faktor
Pengamat perilaku konsumen sekaligus Managing Partner lembaga riset Inaventure,
Yusowhady, menilai menurunnya kekuatan ritel yang hanya memanfaatkan toko
sebagai tempat berjualan atau dikenal sebagai ritel tradisional sudah terlihat sejak
2017. Saat itu, pusat perbelanjaan, seperti Glodok dan Roxi, mulai sepi. Gerai
Matahari dan Ramayana yang biasa dipenuhi konsumen pun tutup secara bertahap.
Redupnya kekuasaan ritel tidak hanya berlaku pada perusahaan lokal. Peritel global,
seperti H&M, Lotus, hingga Dabenhams menghentikan operasinya. Menurut
Yuswohady, ada dua kekuatan disruptif yang menyapu sektor ritel tradisional.
Page 30 of 90.

