Page 32 - E-Kliping Ketenagakerjaan 17 Januari 2019
P. 32
"Disrupsi digital dan pergeseran preferensi konsumen," jelas Yuswohady, Selasa
malam.
Disrupsi digital memicu munculnya niaga daring yang saat ini telah menjadi semakin
mainstream. Ada tiga nilai yang ditekankan platform ini sehingga mampu mengubah
perilaku belanja konsumen dari luring ke daring.
Nilai tersebut adalah convenience (kenyamanan), cost (biaya lebih murah), dan time-
efficient (efisiensi dari segi waktu).
Faktor kedua, pergeseran preferensi konsumen dari konsumsi berbasis produk ke
konsumsi berbasis pengalaman, terutama di kalangan milenial. Tren ini membuat
masyarakat memutuskan mengurangi belanja barang di sejumlah ritel secara
perlahan, seperti baju, sepatu, atau tas.
"Mereka beralih ke traveling ke tempat baru," tutur Yuswohady.
Satu hal yang dibutuhkan para peritel adalah inovasi. Namun, Yuswohady menilai,
para peritel di Indonesia belum menjadikan inovasi sebagai prioritas. Termasuk Sevel
yang dulu sempat dinilai sebagai "gebrakan" di antara paceklik ide bisnis segar industri
ritel nasional kala itu.
Menurut Yuswohady, inovasi bukanlah lomba lari cepat 100 meter, melainkan lomba
lari maraton. Artinya, setelah sebuah inovasi besar diwujudkan, masih dibutuhkan
inovasi kecil dalam kurun waktu panjang.
Page 31 of 90.