Page 72 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JANUARI 2019
P. 72

Sebelumnya,  Peneliti  Institute  For  Development  Economics  and  Finance  (Indef)
               Ahmad  Heri  Firdaus  mengatakan,  kebijakan  tersebut  tidak  akan  dapat  dilakukan
               dalam  waktu  dekat.  Menurutnya,  saat  ini  Malaysia  masih  sangat  membutuhkan
               pekerja asing untuk menggerakkan perekonomian nasional.

               "Ya jadi jumlah penduduk di Malaysia itu kan sedikit (sekitar) 30 juta. Udah gitu kan
               terbagi usianya, ada yang masih kecil, ada yang udah tua, nah tinggal dihitung berapa
               usia produktif aktif pribumi Malaysia," katanya.

               Selain itu, Ahmad menambahkan, saat ini Malaysia masih menerima banyak pekerja
               asing dari berbagai negara seperti Bangladesh, India, Vietnam, Kamboja dan Laos.

               "Bukan cuma dari RI (Indonesia). Jadi jangan takut, Malaysia butuh kok (tenaga kerja
               asing), tenang aja," tegasnya.

               TKI di Malaysia. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.)

               Heri menambahkan, saat ini tidak banyak penduduk asli Malaysia yang mau bekerja
               sebagai buruh kasar.

               "Jadi kalau mereka mau berhenti dari ketergantungan pekerja asing, ya mereka harus
               ditambah dulu penduduknya, usia produktifnya, baru bisa. Malaysia mengalami defisit
               tenaga kerja khususnya (sektor) buruh kasar seperti sopir, pembantu rumah tangga,
               pelayan restoran, itu mereka defisit," tegasnya.

               Komisi IX dari Fraksi PDIP Marinus Gea mengamini pendapat Heri. Menurutnya, saat
               ini Malaysia tetap membutuhkan keberadaan pekerja asing.

               Hanya saja, Gea menyarankan agar pemerintah perlu terus mendorong keterbukaan
               lapangan pekerjaan serta mempersiapkan pekerja agar dapat memasok kebutuhan
               dalam negeri jika pada saat tertentu Malaysia memberlakukan kebijakan tersebut.

               "Ini pemerintah kita harap mendorong investasi, maka banyak mendorong tenaga
               kerja dalam negeri jangan sampai tenaga kerja luar negeri lebih dominan," tutupnya.

               kumparan  mencoba  menghubungi  Menteri  Ketenagakerjaan  Hanif  Dhakiri  dan
               beberapa  staf  dari  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker),  sayangnya  hingga
               berita  ini  ditulis,  belum  ada  respons  dari  kementerian  terkait  mengenai  wacana
               kebijakan ini.











                                                       Page 71 of 76.
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77