Page 477 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 DESEMBER 2021
P. 477

"UMP wilayah DKI Jakarta tahun 2022 naik 5,1 persen atau senilai Rp 225.667 dari UMP tahun
              2021," kata Anies dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/12/2021).
              Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengharapkan kenaikan UMP tersebut dapat
              digunakan oleh para pekerja untuk keperluan sehari-hari.

              Lanjut Anies, berdasarkan kajian Bank Indonesia proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
              tahun 2022 mencapai 4,7 persen sampai dengan 5,5 persen.

              Lalu, inflasi akan terkendali pada posisi 3 persen dan proyeksi Institute For Development of
              Economics and Finance (Indef) yang memproyeksikan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia
              tahun 2022 sebesar 4,3 persen.

              "Yang  lebih  penting  adalah  melalui  kenaikan  UMP  yang  layak  ini,  kami  berharap  daya  beli
              masyarakat atau pekerja tidak turun," ucapnya.
              Selain  itu,  Anies  juga  menyatakan  keputusan  menaikkan  UMP  DKI  Jakarta  menjunjung  asas
              keadilan untuk semua pihak. Sebelum pandemi Covid-19, rata-rata kenaikan UMP di DKI Jakarta
              selama 6 tahun terakhir adalah 8,6 persen.

              "Kami menilai kenaikan 5,1 persen ini suatu kelayakan bagi pekerja dan tetap terjangkau bagi
              pengusaha.  Ini  juga  sekaligus  meningkatkan  kemampuan  daya  beli  masyarakat.  Ini  wujud
              apresiasi bagi pekerja dan juga semangat bagi geliat ekonomi dan dunia usaha," papar Anies.

              Sebelumnya, Gubernur Anies melayangkan surat nomor 533/-085.15 tentang Usulan Peninjauan
              Kembali  Formula  Penetapan  Upah  Minumum  Provinsi  (UMP)  2022  kepada  Menteri
              Ketenagakerjaan pada 22 November 2021.

              Surat tersebut berisikan bahwa kenaikan UMP 2022 di DKI Jakarta hanya Rp 37.749 atau 0,85
              persen dan masih jauh dari layak dan tidak memenuhi asas keadilan.

              "Hal  itu  disebabkan  peningkatan  kebutuhan  hidup  pekerja/buruh  terlihat  dari  inflasi  di  DKI
              Jakarta," jelas dia.




































                                                           476
   472   473   474   475   476   477   478   479   480   481   482