Page 227 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2021
P. 227

DEWAN PENGUPAHAN TUNGGU RILIS BPS

              Direktur Eksekutif APINDO Provinsi Bengkulu sekaligus Anggota Dewan pengupahan Provinsi
              unsur Pengusaha, Adran Khalik menjelaskan ada beberapa pertimbangan untuk menentukan
              penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) Provinsi Bengkulu tahun 2022. Berdasarkan Peraturan
              Pemerintah  (PP)  nomor  36  tahun  2021  tentang  Pengupahan,  mengatur  penetapan  UMP
              disesuaikan dengan Inflasi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

              "UMP tidak mengenal usulan sekarang. Penetapan murni berdasarkan angka-angka yang dirilis
              oleh BPS. Sesuai dengan PP 36 Tahun 2021," kata Adran, kemarin.

              Dijelaskannya, saat ini pihaknya masih menunggu hasil rilis dari BPS untuk kelengkapan indikator
              perhitungan penetapan besaran UMP.

              Indikator tersebut, diantaranya berupa kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan meliputi varitas
              daya beli, tingkat penyerapan tenaga kerja dan median upah. Kemudian, dari data pertumbuhan
              ekonomi, inflasi, paritas daya beli, tingkat penyerapan tenaga kerja dan median upah bersumber
              dari lembaga yang berwenang di bidang statistik.

              "Posisi PP tersebut tidak lagi mengakomodir usulan atau pendapat dari APINDO dan SPSI. Semua
              menggunakan data BPS berdasarkan rumus yang telah ditetapkan pada PP 38/2021," paparnya.

              Kemudian, untuk penyesuaian upah ninimum, dilakukan setiap tahun. Juga dari penyesuaian
              nilai upah minimum, nantinya akan ditetapkan pada kisaran nilai tertentu diantara batas atas
              dan  batas  bawah  upah  minimum  pada  wilayah  yang  bersangkutan.  "Sekarang  semua
              sentralistik," jelas Adran.

              Disisi lain, Kepala Dinas Ketenagakerjaan Dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Bengkulu,
              Edwar Happy mengatakan direncanakan rapat penetapan UMP Provinsi digelar kembali untuk
              penetapan  UMP  ini  pada  kisaran  20-21  Oktober  nanti.  Dan  untuk  penetapan  hasil  rapat  ini
              direncanakan pada 11 November mendatang.

              "Kita juga upaya tetap bertahan dalam kondisi Covid-19 ini. Kalau untuk naik sulit, artinya saat
              ini kan kita terdampak semua," kata Edwar.

              Dijelaskannya, saat ini untuk UMP berdasarkan penetapan 2021 lalu sebesar Rp 2.215.000 per
              bulannya.  Untuk  jumlah  pekerja  se-Provinsi  Bengkulu  ini  tercatat  ada  lebih  kurang  2.000
              perusahaan dengan 39.575 tenaga kerja.
              Sementara  itu,  bila  dilihat  dari  data  besaran  UMP  sebelum.  Menunjukkan  grafik  yang  terus
              meningkat. Misalnya, pada 2019 UMP diangka Rp 2.040.407. kemudian, untuk UMP Tahun 2020
              sebesar Rp 2.213.604, dan UMP Tahun 2021 adalah Rp 2.215.000 "Kami juga terus upayakan
              dan  mencari  data  data  untuk  ini.  Oktober  ini  kami  akan  rapat  kembali,  disamping  itu  kami
              menunggu rilis data BPS baru bisa rapat bersama dewan pengupahan dan bisa usulkan ke Pak
              gubernur untuk menetapkan UMP," tukasnya.

              Ditambahkan,  oleh  Ketua  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (SPSI)  Provinsi  Bengkulu,  Aizan
              Dahlan bahwa melihat skala pertumbuhan ekonomi nasional menunjukkan surplus pertumbuhan
              ekonomi nasional yang naik diatas 5 persen pertumbuhannya.

              "Kalau sekarang, besaran ditetapkan sesuai dengan PP nomor 36 tahun 2021. Yang jelas kita
              usahakan minimal jangan sampai turun," kata Aizan. (war)




                                                           226
   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232