Page 209 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2021
P. 209

BANTUAN SUBSIDI UPAH SUDAH CAIR RP4,9 TRILIUN HINGGA 24 SEPTEMBER
              2021
              Hingga 24 September penyaluran Bantuan Subsidi Gaji/Upah untuk Pekerja/Buruh (BSU) tahun
              2021  telah  mencapai  Rp4,9  triliun.  Data  tersebut  disalurkan  melalui  rekening  bank  Himbara
              (himpunan bank milik negara) milik penerima yang sudah ada maupun pembukaan rekening
              secara kolektif (burekol) bagi penerima.

              “Total  dana  yang  telah  disalurkan  hingga  saat  ini  per  24  September,  sebesar
              Rp4.911.200.000.000,  yang  terdiri  dari  rekening  existing  bank  Himbara  dan  burekol,”  ujar
              Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial (PHI & Jamsos),
              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Indah Anggoro Putri, Jumat (24/09/2021).

              Indah  memaparkan  total  data  calon  penerima  BSU  yang  dikirimkan  BPJS  Ketenagakerjaan
              (BPJSTK) sebanyak 7.748.630 calon penerima. Setelah melalui proses pemadanan data, BSU
              telah disalurkan sebanyak 4.911.200 orang penerima.
              Memasuki tahap 5 penyaluran BSU, Kemnaker menyelenggarakan kegiatan evaluasi empat tahap
              penyaluran  BSU  Tahun  2021.  Evaluasi  dilakukan  terkait  data  penerima  BSU,  mekanisme
              penyaluran, kendala, dan kemungkinan perluasan cakupan wilayah penerima, serta percepatan
              penyaluran BSU Tahun 2021.
              “Evaluasi  ini  penting  untuk  meningkatkan  persentase  penerima  BSU  tahun  2021  dan
              meningkatkan kualitas program BSU,” kata Indah.

              Pada tahun 2021, Kemnaker hanya menyalurkan BSU lewat rekening Himbara. Untuk pekerja
              yang telah memenuhi syarat dan lolos verifikasi namun tak memiliki rekening  Himbara akan
              dibukakan rekening baru secara kolektif.

              Indah mengungkapkan, ditemukan sejumlah masalah dalam penyaluran BSU melalui rekening
              Himbara. Di antaranya, komunikasi antar bank di kantor pusat dan kantor cabang yang tidak
              sinkron yang mengakibatkan proses aktivasi tak bisa dilakukan secara cepat.

              “Kedua, terbatasnya sumber daya bank dalam pelayanan aktivasi rekening baru secara kolektif,”
              imbuhnya.

              Ketiga, gagal salur untuk rekening eksisting meski telah dilakukan verifikasi dan validasi oleh
              bank sebelum ditetapkan sebagai penerima BSU oleh KPA.
              Keempat,  kurangnya  diseminasi  bank  kepada  pekerja  penerima  BSU  mengenai  mekanisme
              penyaluran  BSU.  Kelima,  perusahaan  menolak  menerima  dana  BSU  untuk  pekerja  karena
              kurangnya sosialisasi kriteria penerima BSU.

              “Keenam, lemahnya koordinasi dan sosialisasi antara BPJSTK Pusat dengan kantor cabang dan
              BPJSTK dengan bank Himbara dalam pelaksanaan penyaluran BSU,” ujar Indah.

              Seluruh permasalahan yang dievaluasi berasal dari pengaduan masyarakat ke PHI melalui media
              sosial maupun pesan jaringan pribadi.

              “Tim PHI berpandangan pengaduan masyarakat ini harus memperoleh perhatian serius untuk
              ditindaklanjuti,” tandasnya.(fj)






                                                           208
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214