Page 231 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2021
P. 231

Dana tersebut disalurkan melalui rekening bank Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) milik
              penerima yang sudah ada maupun pembukaan rekening secara kolektif (burekol) bagi penerima.
              "Total  dana  yang  telah  disalurkan  hingga  saat  ini  per  24  September,  sebesar
              Rp4.911.200.000.000,  yang  terdiri  dari  rekening  existing  bank  Himbara  dan  burekol,"  ujar
              Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial (PHI & Jamsos),
              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Indah Anggoro Putri, Jumat (24/09/2021).

              Indah menambahkan, total data calon penerima BSU yang dikirimkan BPJS Ketenagakerjaan
              (BPJSTK) sebanyak 7.748.630 calon penerima.

              Setelah  melalui  proses  pemadanan  data,  BSU  telah  disalurkan  sebanyak  4.911.200  orang
              penerima.

              Lebih lanjut Dirjen PHI & Jamsos menyampaikan, memasuki tahap 5 penyaluran BSU, Kemnaker
              menyelenggarakan kegiatan evaluasi empat tahap penyaluran BSU Tahun 2021.

              Evaluasi  dilakukan  terkait  data  penerima  BSU,  mekanisme  penyaluran,  kendala,  dan
              kemungkinan perluasan cakupan wilayah penerima, serta percepatan penyaluran BSU Tahun
              2021.

              "Evaluasi  ini  penting  untuk  meningkatkan  persentase  penerima  BSU  tahun  2021  dan
              meningkatkan kualitas program BSU," kata Indah.

              Dirjen PHI & Jamsos mengatakan, pada tahun 2021, Kemnaker hanya menyalurkan BSU lewat
              rekening Himbara. Untuk pekerja yang telah memenuhi syarat dan lolos verifikasi namun tak
              memiliki rekening Himbara akan dibukakan rekening baru secara kolektif.

              Indah mengungkapkan, ditemukan sejumlah masalah dalam penyaluran BSU melalui rekening
              Himbara.

              Di antaranya, komunikasi antar bank di kantor pusat dan kantor cabang yang tidak sinkron yang
              mengakibatkan proses aktivasi tak bisa dilakukan secara cepat.

              "Kedua, terbatasnya sumber daya bank dalam pelayanan aktivasi rekening baru secara kolektif,"
              imbuhnya.

              Ketiga, gagal salur untuk rekening eksisting meski telah dilakukan verifikasi dan validasi oleh
              bank sebelum ditetapkan sebagai penerima BSU oleh KPA.

              Keempat,  kurangnya  diseminasi  bank  kepada  pekerja  penerima  BSU  mengenai  mekanisme
              penyaluran BSU.

              Kelima, perusahaan menolak menerima dana BSU untuk pekerja karena kurangnya sosialisasi
              kriteria penerima BSU.
              "Keenam, lemahnya koordinasi dan sosialisasi antara BPJSTK Pusat dengan kantor cabang dan
              BPJSTK dengan bank Himbara dalam pelaksanaan penyaluran BSU," ujar Indah.

              Dirjen  PHI  &  Jamsos  menambahkan,  seluruh  permasalahan  yang  dievaluasi  berasal  dari
              pengaduan masyarakat ke PHI melalui media sosial maupun pesan jaringan pribadi.

              "Tim PHI berpandangan pengaduan masyarakat ini harus memperoleh perhatian serius untuk
              ditindaklanjuti," tandasnya.




                                                           230
   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236